Gunung Kidul (ANTARA) - Ratusan Kepala Keluarga di Padukuhan Panggang 1, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai kesulitan air bersih karena dilanda kekeringan sejak awal puasa dan menanti bantuan bantuan air bersih dari BPBD atau Dinas Sosial.

Sekretaris Desa Giriharjo Muharyanto di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan sulitnya air bersih dirasakan oleh sebagian warga mereka yang tinggal di dataran tinggi yang terjadi sejak awal puasa tahun ini.

"Ada 150 KK di sana (Padukuhan Pangang I) yang mulai kesulitan air bersih. Kalau untuk wilayah lain di desa kami masih aman," kata Muharyanto.

Ia mengatakan sulitnya air bersih di padukuhan tersebut dikarenakan sudah tidak adanya hujan yang turun. Selain itu, menurutnya, air dari PDAM juga tidak mampu mengalir karena lokasinya berada pada ketinggian.

"Di Padukuhan Panggang I, air dari PDAM juga tidak mampu mengalir karena lokasinya berada pada ketinggian. Kalau PDAM beroperasi normal sebenarnya mereka juga bisa mendapatkan air," kata dia.

Saat ini, pihaknya mencoba melakukan komunikasi dengan pihak kecamatan untuk mengatasi masalah sulitnya air bersih ini. Sebab, kebutuhan air bersih pada saat bulan puasa ini sangatlah mendesak.

"Kemarin, kami mengajukan untuk program air bersih di kecamatan dan kelompok serta personal. Siapa tau mereka bisa membantu masalah air bersih ini," kata dia.

Sementara itu, salah satu warga Desa Giriharjo Muharyanto mengatakan dirinya telah membeli air bersih yang dijual melalui tangki seharga ratusan ribu rupiah. Nantinya jika ada donatur air bersih, pihaknya akan menaruh air tersebut ke bak penampungan yang ada di balai padukuhan setempat.

"Saat ini dibeli secara swadaya senilai Rp130 ribu per tangki. Nanti kalau ada bantuan akan kami taruh di bak balai padukuhan untuk bisa dimanfaatkan masyarakat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki mengaku telah mendengar adanya informasi kesulitan air di wilayah selatan Gunung Kidul. Menurutnya, kesulitan air bersih ini karena hujan sudqh jarang turun beberapa waktu belakangan.

"Saat ini sudah masuk musim pancaroba. Kita sudah terima laporan adanya kesulitan air bersih," kata Edy.

Namun begitu, pihaknya belum bisa mengirim. Rencananya, pada Jumat (17/5), BPBD akan melakukan koordinasi dengan sejumlah kecamatan untuk melakukan pemetaan dan menentukan langkah yang akan diambil.

"Info yang masuk, masyarakat sudah mulai membeli air. Kalau dana yang ada di kami untuk penanggulangan kekeringan ini ada sekitar Rp500 juta sekian," kata dia.*


 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019