Pemeriksaan kesehatan awak bus dilakukan di puskesmas terdekat dengan terminal
Cilacap (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyiapkan posko kesehatan di 17 lokasi pada masa arus mudik hingga balik Lebaran 2019, kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap  Marwoto.

"Posko yang dibuka mulai H-7 hingga H+7 Lebaran 2019 itu lokasinya berbarengan dengan posko yang dibuka oleh Polres Cilacap dan Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap di sepanjang jalur mudik," katanya di Cilacap, Rabu.

Menurut dia, seluruh puskesmas di Kabupaten Cilacap telah diperintahkan memberikan layanan selama 24 jam pada H-7 hingga H+7 Lebaran meskipun tidak berada di jalur mudik

Dalam hal ini, kata dia, puskesmas yang lokasinya jauh dari jalur mudik pun tetap diperintahkan untuk membuka layanan selama 24 jam.

"Jadi, selain menyiagakan 38 puskesmas yang kami miliki, kami juga menyiapkan posko di 17 lokasi," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan menggelar pemeriksaan kesehatan bagi sopir dan awak bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang baru masuk Terminal Bus Cilacap.

Ia mengatakan pemeriksaan kesehatan tersebut dilaksanakan setiap hari pada H-7 hingga H-7 Lebaran itu ditujukan untuk mengetahui apakah sopir tersebut layak mengendarai bus.

"Pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas terdekat dengan terminal karena peralatannya lebih lengkap dibandingkan posko. Salah satu fokus pemeriksaan kesehatan adalah penyakit tekanan darah tinggi," katanya.

Menurut dia, pihaknya bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Cilacap dan Dinhub Kabupaten Cilacap berencana menggelar pemeriksaan urine untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba di kalangan sopir dan awak bus.

Akan tetapi, kata dia, jadwal pelaksanaan pemeriksaan urine tersebut masih dikoordinasikan dengan BNN Kabupaten Cilacap.

"Kami juga melakukan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman di pasar tradisional maupun modern, demi memberikan rasa aman bagi masyarakat," katanya.

Ia mengakui jika hingga saat ini masih banyak beredar makanan maupun minuman yaag mengandung bahan kimia berbahaya seperti Rhodamin B (pewarna tekstil) dan formalin.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus memberikan edukasi kepada para pedagang agar tidak menjual makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berbahaya.

"Kami juga mendatangi produsen makanan dan minuman tersebut, kami bina agar mereka tidak lagi menggunakan pewarna tekstil maupun bahan kimia berbahaya lainnya," kata Marwoto. * 


Baca juga: Jalur alternatif pesisir pantai selatan Jawa dari Cilacap lebih nyaman
Baca juga: Menteri PUPR: Kesiapan jalur mudik tahun ini lebih baik dibanding 2018

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019