Sampit (ANTARA) - Kepolisian Resor Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memperketat pengamanan arus mudik lebaran 2019 di pelabuhan dan beberapa fasilitas yang nantinya banyak dilalui pemudik diantaranya Bandara Haji Asan Sampit.

"Untuk mempermudah pengawasan dan pengamanan, Polres Kotawaringin Timur akan mendirikan posko terpadu di beberapa titik, terutama di kawasan pelabuhan Sampit dan Bandara Haji Asan Sampit," kata Kapolres Kotawaringin TImur AKBP Mohammad Rommel di Sampit, Rabu.

Pelabuhan dan Bandara Haji Asan Sampit mendapat pengamanan ketat karena objek vital dan pemudik di jalur tersebut jumlahnya diprediksi akan mencapai puluhan ribu orang.

Pengamanan dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada pemudik serta mengatur agar arus mudik berjalan lancar dan tertib.
Pengamanan ekstra juga untuk menekan potensi kecelakaan dan tindak kejahatan.

"Kami akan melakukan penganan ketat di seluruh jalur mudik baik itu laut, udara maupun jalur mudik lebaran darat tanpa membedakan wilayah, namun pada titik-titik tertentu seperti pelabuhan dan bandara tentu membutuhkan pengamanan ekstra," ucapnya.

Dikatakannya, pengamanan mudik lebaran 2019 nantinya tidak hanya dilakukan oleh aparat kepolisian, namun akan didukung dari satuan TNI, Brimob, Satuan Polisi Pamong Praja, dinas dan instansi terkait serta satuan lainnya.

Rommel mengatakan, jajaran Polres Kotawaringin Timur telah melakukan pemetaan daerah rawan guna mengantisipasi kerawanan saat arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah.

Polres Kotawaringin Timur juga melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap jalur mudik darat Trans Kalimantan karena rawan kecelakaan lalu lintas. Selain akibat kelalaian pengendara dan makin padatnya lalu lintas, kerusakan dan perbaikan jalan di sejumlah titik juga harus diwaspadai agar tidak sampai memicu kecelakaan.

"Kami juga menyiagakan seluruh Polsek dan Pos Pol yang daerahnya menjadi jalur mudik darat. Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi menekan tindak kejahatan serta memberikan rasa aman terhadap pemudik jalur darat," tegasnya.

Untuk pengamanan arus mudik secara umum akan dilaksanakan melalui Operasi Ketupat Telabang 2019 yang akan dimulai dengan apel gelar pasukan pada 28 Mei nanti. Operasi ini akan berlangsung selama 14 hari, namun jika dibutuhkan maka bisa ditambah.

Masyarakat diminta turut mendukung menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar masing-masing. Bagi warga yang hendak mudik atau pergi dalam waktu lama dengan meninggalkan rumah dalam kondisi kosong, diimbau melapor ke tetangga sekitar, RT, RW atau Polsek terdekat sehingga polisi bisa membantu mengawasi.

Pewarta: Kasriadi/Untung Setiawan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019