Tercatat sekitar 30 hektare tanaman padi mengalami fuso karena tidak mendapatkan air sejak beberapa hari terakhir
Cianjur (ANTARA) - Puluhan hektare area persawahan di Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, gagal panen atau fuso akibat kekeringan, sehingga aparat setempat mengajukan permohonan bantuan ke dinas terkait di Pemkab Cianjur.

Kepala Desa Bojonglarang, Kecamatan Cijati, Asep Muslim di Cianjur Jumat, mengatakan dampak musim kemarau mulai dirasakan seratusan petani di wilayah tersebut karena sebagian besar padi yang mereka tanam mati kekeringan karena tidak dapat diairi.

Saluran irigasi dan air sungai yang biasanya masih dapat digunakan untuk mengairi sawah yang sudah ditanam sejak beberapa pekan terakhir, semakin surut dan mengering, sehingga sebagian besar tanaman padi mati, katanya.

"Tercatat sekitar 30 hektare tanaman padi mengalami fuso karena tidak mendapatkan air sejak beberapa hari terakhir. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan petani atau penyuluh sekalipun," katanya.

Ia menuturkan, akibat musim kemarau petani di wilayah tersebut mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah dan berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk tetap dapat menggarap lahannya ke depan serta mendapat bantuan sarana air untuk mengairi sawah.

Saat ini tambah dia, pihaknya telah mengajukan bantuan air untuk mengairi tanaman di sawah yang masih tersisa agar dapat diselamatkan dari gagal panen ke BPBD Cianjur dan Dinas Pertanian.

"Harapan kami segera mendapat solusi untuk area persawahan yang tanaman padinya masih bisa bertahan dari sisa pengairan sungai yang diambil menggunakan pompa," katanya.


 Baca juga: Dampak kemarau, Tulungagung siaga bencana kekeringan
Baca juga: Bencana kekeringan mulai landa 10 kecamatan di Gunung Kidul
Baca juga: Ratusan hektare sawah Magetan alami kekeringan, terancam gagal panen

 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019