Kota Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat periode Januari-Juni 2019 terdapat 259 warga di Ibu kota Provinsi Riau itu terserang penyakit  demam berdarah (DBD).

"Serangan DBD tersebut antara lain dipicu masih belum menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah tempat tinggal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pekanbaru Maisel Fidayesi di Pekanbaru, Rabu.

Menurut Maisel, untuk jumlah penderita terbanyak tercatat di Kecamatan Payung Sekaki sebanyak 50 kasus, berikutnya Kecamatan Tampan 43 kasus dan urutan ketiga Kecamatan Sukajadi 35 kasus.

Ia menyebutkan, jumlah kasus DBD yang meneranga warga kota ini adalah di Kemudian Kecamatan Marpoyan Damai sebanyak 29 kasus, di Kecamatan Tenayan Raya sebanyak 22 kasus, di Bukit Raya 17, di Senapelan 14, kasus, di Rumbai Pesisir 12 kasus, di Rumbai dan Sail masing-masing 11 kasus serta Kecamatan Limapuluh 10 kasus.
Baca juga: Peningkatan kasus DBD berkorelasi dengan tingkat kelembapan tinggi

"Bagian dari gerakan pola hidup bersih dan sehat adalah masyarakat agar terus menggencarkan gerakan 3M Plus ykani menguras, menimbun dan membakar, sebab selagi masyarakat tidak menjaga lingkungannya maka akan sulit memberantas DBD ini," katanya.

Sementara kasus terendah warga yang terjangkit DBD tercatat di Pekanbaru Kota sebanyak 5 kasus.

Maisel menjelaskan upaya gerakan 3M perlu terus digencarkan karena jentik nyamuk penyebab demam berdarah muncul karena lingkungan yang tidak sehat, lingkungan yang kotor dan banyak genangan air.

Baca juga: IAKMI: Waspadai perkembangan penular DBD di permukiman mewah
"Pada air yang tergenang, telur nyamuk akan mudah berkembang menjadi nyamuk dewasa. Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis," katanya.

Ia menambahkan menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sejak itu, penyakit ini menjadi salah satu masalah utama di Indonesia, dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun.
Baca juga: 800 kasus DBD landa Kepri sejak Januari-Juni 2019

Pewarta: Frislidia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019