Mesuji (ANTARA) - Sebanyak 500 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk berjaga di lokasi bentrok antarwarga di Register 45 Mesuji, Lampung.

"Jumlah personel itu dikerahkan untuk menjaga situasi di lokasi pascabentrok antarwarga pada Rabu (17/7)," kata Kabid Humas Polda Lampung Zahwani Pandra Arsyad saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.

Ia menyebutkan, personel gabungan berjaga untuk mengantisipasi bentrok susulan.

Menurut dia, kondisi di lokasi bentrok antarwarga itu kondusif dan petugas terus berjaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Pihaknya tetap waspada dan memperketat penjagaan agar tidak terjadi bentrok susulan.

Pandra mengharapkan tak ada bentrok susulan dan petugas akan terus berada di lokasi.

Baca juga: Bentrok antarwarga terjadi di Mesuji
Baca juga: Polda Lampung kirim pasukan ke lokasi bentrok Mesuji
Baca juga: Polisi minta warga tak terprovokasi beredarnya video "Mesuji Berdarah"


Penyebab bentrokan antara kelompok Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM dan kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya dilatarbelakangi pembajakan di area lahan seluas setengah hektare.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB di Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM.

Sekitar pukul 11.00 WIB saat itu datang alat berat bajak milik kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya dan kemudian melakukan pembajakan di lokasi KHP Register 45 Mekar Jaya Abadi.

Pembajakan tersebut dilakukan di area lahan seluas setengah hektare milik salah satu warga bernama Yusuf (41) yang merupakan kelompok Mekar Jaya Abadi.

Kegiatan pembajakan tersebut kemudian diketahui oleh salah satu warga dari kelompok Mekar Jaya Abadi. Mengetahui itu, kemudian warga tersebut memukul kentongan dan mengamankan warga yang sedang membajak tersebut.

Warga kemudian menanyakan perihal atas perintah siapa untuk melakukan pembajakan tersebut. Namun tidak lama itu, operator bajak itu disuruh pulang, kemudian kembali membawa rekannya dan langsung menyerang kelompok Mekar Jaya.

Pada peristiwa itu sebanyak empat korban meninggal dunia dan delapan menderita luka berat dan satu orang ringan.

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019