Jakarta (ANTARA) - Festival budaya tradisional Lebaran Betawi di Monumen Nasional, Jakarta, akan menyuguhkan kuliner raksasa kerak telur guna menarik minat pengunjung yang hadir ke acara tersebut.

"Hari ini kecamatan kami menghadirkan kerak telur ukuran biasa. Besok akan ada kerak telur raksasa," kata Camat Sawah Besar Prasetyo Kurniawan saat temui di Jakarta, Sabtu.

Kerak telur merupakan makanan asli suku Betawi di Jakarta. Bahan utama kudapan ini adalah beras ketan putih, telur, ebi yang disangrai kering dan ditambah bawang goreng, lalu ditambah bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir.

Kerak telur raksasa itu nantinya akan hadir di stan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB pada Minggu pagi (21/7/2019).

Prasetyo menuturkan bahwa ukuran satu porsi kerak telur raksasa itu nantinya akan cukup untuk 200 orang pengunjung. Makanan tradisional itu diberikan secara gratis.

Untuk membuat kerak telur raksasa tersebut, pihaknya menyediakan wajan penggorengan dan spatula berukuran besar. Adapun bahan bakunya membutuhkan lima liter beras ketan dan 15 kilogram telur.

"Pembuatan kerak telur raksasa itu nantinya akan melibatkan enam orang, karena ukuran makanan ini yang besar. Kami memberikan gratis untuk warga yang datang," ujarnya.

Lebih lanjut Prasetyo menjelaskan bahwa upaya menghadirkan kerak telur raksasa di Lebaran Betawi ditujukan untuk mempromosikan makanan khas Betawi kepada masyarakat luas, khususnya wisatawan luar daerah.

"Kami berharap orang-orang akan semakin mengenal dan mencintai tradisi dan budaya lokal, terkhusus makanan tradisional," ucapnya.

Lebaran Betawi adalah salah satu festival tahunan warga Jakarta setelah lebaran Idul Fitri. Festival ini sebagai ajang silaturrahmi warga yang ada di lima wilayah administrasi, sekaligus memamerkan kekayaan tradisi dan budaya lokal dari setiap kecamatan di Jakarta.
Makanan kerak telur dalam festival Lebaran Betawi di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2019). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019