Jakarta, 18 April 2008 (ANTARA) - PLN hari ini menandatangani lima perjanjian kredit jangka panjang porsi Rupiah senilai total IDR5.7tn (+/- USD627jt ekuivalen) dengan bilateral dan sindikasi bank-bank lokal untuk mendukung pendanaan porsi Rupiah pembangunan PLTU baru yang berlokasi di Suralaya, Paiton, Labuan, Indramayu dan Rembang. Penandatanganan Pinjaman Kredit hari ini merupakan kelanjutan dari dua fasilitas kredit USD dari China Exim Bank, yang telah diselesaikan pada bulan Januari 2008, serta menunjukkan kemajuan yang penting dan berkelanjutan dalam upaya fund raising untuk mendukung Fast Track Program. Pinjaman-pinjaman Rupiah ini didukung oleh jaminan pemerintah yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan dan merupakan kredit investasi Rupiah jangka panjang pertama yang dilakukan oleh PLN secara bilateral maupun secara sindikasi dengan bank sejak tahun 1995. Bank Mega (untuk Suralaya dan Paiton) merupakan kreditur bilateral (sole), sedangkan BCA (untuk Labuan), BNI (untuk Indramayu) dan Bank Mandiri (untuk Rembang) masing-masing berperan sebagai Coordinating Arranger dan Lender sindikasi dalam proyek-proyek tersebut. BCA, BNI dan Bank Mandiri berpartisipasi secara sindikasi satu sama lain, sedangkan Bank Rakyat Indonesia ikut serta sebagai co-lender di dalam sindikasi-sindikasi tersebut. Dalam mengadakan pendanaan ini, PLN dibantu oleh HSBC sebagai Financial Advisor dan Hadiputranto, Hadinoto & Partners (HHP) sebagai Legal Advisor. Jumlah pendanaan untuk masing-masing proyek adalah sebagai berikut:
ProyekMWPinjaman Rupiah
Suralaya1 x 625735,387,524,690
Paiton1 x 660600,635,738,985
Labuan2 x 3151,188,548,523,036
Indramayu3 x 3301,272,913,654,892
Rembang2 x 3151,911,480,000,000
Total3,5355,708,965,441,603
Fasilitas pinjaman diberikan dengan jangka waktu 10 tahun door-to-door termasuk 3 tahun masa penarikan dan masa tenggang, yang disesuaikan dengan masa konstruksi dan long-term nature dari aset-aset tersebut. Jumlah pendanaan yang begitu besar untuk kelima proyek ini merupakan bukti dukungan penuh yang diberikan oleh perbankan nasional demi kesuksesan Program Percepatan Pembangkit. Bank-bank domestik diharapkan akan juga memberikan dukungannya untuk proyek-proyek 10.000 MW selanjutnya. Dengan ditandatanganinya paket pinjaman hari ini, pendanaan PLTU Suralaya dan PLTU Paiton akan sepenuhnya terpenuhi. Fokus PLN selanjutnya adalah untuk menyelesaikan perjanjian pinjaman USD untuk Indramayu, Rembang dan Labuan. Penandatanganan fasilitas kredit dollar jangka panjang dengan konsorsium Bank of China untuk PLTU Indramayu dijadwalkan akhir bulan ini di China, sedangkan fasilitas kredit dollar untuk proyek Rembang saat ini dalam tahap akhir proses dokumentasi dengan konsorsium Barclays/China Development Bank. Proyek-proyek yang didukung oleh pendanaan Rupiah hari ini merupakan bagian dari total 10 PLTU baru yang berlokasi di pulau Jawa. Pembangkit-pembangkit baru ini akan menambah total kapasitas pembangkit tenaga sebesar 3,535 MW untuk sistim kelistrikan Jawa-Bali dan direncanakan untuk beroperasi pada tahun 2009 dan 2010. Keberhasilan memperoleh pinjaman jangka panjang ini merefleksikan tingkat kepercayaan yang tinggi dari perbankan dalam negeri untuk mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan di Indonesia. Dapat dipastikan bahwa dengan diperolehnya pinjaman ini akan lebih melancarkan pendanaan bagi Program Percepatan 10.000 MW. Sokongan yang kuat dari Pemerintah Indonesia melalui penerbitan jaminan penuh Menteri Keuangan untuk pinjaman PLN ini memberikan gambaran akan pentingnya Program Percepatan Pembangkit tersebut bagi ekonomi Indonesia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008