Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperluas penyampaian informasi kebencanaan pada pelajar di Provinsi Nusa Tenggara Timur lewat Program BMKG Goes to School.

"Saat ini Stasiun Geofisika Kupang sudah mengadakan BMKG Goes School di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Sikka," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Kamis, (10/11/2022).

BMKG Goes to School bertujuan memberikan pemahaman kepada pelajar tentang bagaimana bencana bisa terjadi, terutama gempa bumi dan tsunami disertai dengan simulasi evakuasi ketika terjadi bencana.

Ia menjelaskan BMKG ingin memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang gempa bumi dan tsunami kepada pelajar sehingga terwujud sekolah yang siap dengan keadaan bencana.

Dia menyebut pentingnya memberikan pengetahuan tentang bencana sejak dini agar informasi itu dapat bertahan lama dan bisa disampaikan kepada teman-teman dan keluarga mereka.

Dalam program itu, BMKG memberikan informasi tentang potensi gempa bumi dan tsunami di setiap Kabupaten. Selanjutnya, BMKG menjelaskan bagaimana langkah mitigasi bencana dan apa yang harus dilakukan oleh pelajar ketika terjadi bencana.

Selain itu, mereka juga melakukan simulasi evakuasi bencana ketika sedang belajar di dalam kelas.

"Kami berharap lewat program ini para pelajar dan sekolah dapat memahami tentang bencana gempa bumi dan tsunami dan cara mereka untuk menyelamatkan diri," ucapnya.

BMKG juga aktif memperluas informasi terkait dengan jalur evakuasi bencana tsunami.

Pemahaman tentang jalur evakuasi, katanya, penting untuk diketahui masyarakat, agar proses evakuasi masyarakat dari lokasi awal ke lokasi aman berlangsung dalam waktu yang cukup singkat.

Selain itu, katanya, ada pula penjelasan tentang waktu tiba tsunami.

Dia menyebut tiap-tiap daerah memiliki waktu tiba tsunami yang berbeda-beda.

Margiono mengambil contoh waktu tiba tsunami di Kota Maumere hanya berlangsung tiga menit dengan ketinggian tiga meter. Waktu tiba tsunami ini berbeda dengan Labuan Bajo yang memiliki waktu tiba tsunami rata-rata tujuh menit.

Dengan pemahaman yang baik tentang waktu tiba tsunami dan jalur evakuasi, maka proses evakuasi bisa berlangsung cepat.

"Masyarakat pun dapat mengambil langkah evakuasi mandiri dengan cepat," ungkap Margiono.

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi hujan deras di Ngada dan Manggarai Timur

Baca juga: Sembilan kecamatan di Mabar berstatus Awas menurut BMKG

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024