Kupang (Antara NTT) - Alat musik tradisional, sasando, berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, diusulkan mendapat penghargaan konservasi budaya dari badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
"Saat ini sedang dalam proses dan diharapkan segera rampung terutama pemenuhan dan kriteria agar layak masuk dalam kategori UNESCO, sehinggga dapat meraih penghargaan tersebut," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Faried Moertolo di Kupang, Selasa.
Faried di Kupang dalam rangka rapat koordinasi persiapan festival wisata perbatasan Timor Leste Indonesia (Timoresia) di Atambua pada akhir Oktober 2012.
Ia mengatakan, kegiatan itu juga akan dimatangkan bersama pemerintah daerah terkait dan lembaga berkompeten lainnya sehingga usulan Sasando dapat penghargaan UNESCO terwujud.
Ia mengatakan, sasando yang instrumen musik petik itu berasal dari Pulau Rote.
Saat ini, alat musik tersebut telah menjadi ikon nasional, bahkan dunia, selain Komodo dan Kelimutu di NTT, sehingga wajar kalau mendapat penghargaan dari badan PBB itu.
Selain ikon nasional dan dunia, pendaftaran alat musik yang bentuknya mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi itu juga untuk menghindari klaim atau penjiplakan model dan bentuk musik seperti yang terjadi untuk beberapa alat dan jenis lainnya kebudayaan Indonesia.
"Mari kita mencegah hal-hal itu dengan mendukung usulan alat musik sasando didaftarkan dan mendapatkan penghargaan dari UNESCO dengan berbagai cara, sebagai bukti cinta akan budaya sendiri," katanya.
"Saat ini sedang dalam proses dan diharapkan segera rampung terutama pemenuhan dan kriteria agar layak masuk dalam kategori UNESCO, sehinggga dapat meraih penghargaan tersebut," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Faried Moertolo di Kupang, Selasa.
Faried di Kupang dalam rangka rapat koordinasi persiapan festival wisata perbatasan Timor Leste Indonesia (Timoresia) di Atambua pada akhir Oktober 2012.
Ia mengatakan, kegiatan itu juga akan dimatangkan bersama pemerintah daerah terkait dan lembaga berkompeten lainnya sehingga usulan Sasando dapat penghargaan UNESCO terwujud.
Ia mengatakan, sasando yang instrumen musik petik itu berasal dari Pulau Rote.
Saat ini, alat musik tersebut telah menjadi ikon nasional, bahkan dunia, selain Komodo dan Kelimutu di NTT, sehingga wajar kalau mendapat penghargaan dari badan PBB itu.
Selain ikon nasional dan dunia, pendaftaran alat musik yang bentuknya mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi itu juga untuk menghindari klaim atau penjiplakan model dan bentuk musik seperti yang terjadi untuk beberapa alat dan jenis lainnya kebudayaan Indonesia.
"Mari kita mencegah hal-hal itu dengan mendukung usulan alat musik sasando didaftarkan dan mendapatkan penghargaan dari UNESCO dengan berbagai cara, sebagai bukti cinta akan budaya sendiri," katanya.