Kupang (ANTARA) - Ketua Komite SDN Fatubena Kolhua Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Marthen Bois mengatakan akibat terbatasnya fasilitas di sekolah telah berdampak pada kegiatan aktifitas kegiatan pembelajaran bagi para siswa.

"Sejak sekolah ini dibentuk  pada 2009 belum ada perpustakaan, belum ada ruang guru juga ruang kepala sekolah juga tidak ada", kata Marthen Bois, di sekolah itu Jumat, (9/12).

Untuk mengatasi hal itu, tambah Ketua Komite, terpaksa ada satu ruang kelas digunakan untuk ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang perpustakaan.

Lebih lanjut Marthen Bois menguraikan sejarah awal berdirinya SDN Fatubena karena jarak ke pusat Kelurahan Kolhua yang cukup jauh menyulitkan warga untuk sekolahkan anak-anak.

"Sekolah ini sudah cukup lama  sejak 2011 tetapi awal berdiri 2009 waktu itu anak-anak masih menggunakan gedung Gereja Fatubena, guru-guru yang mengajar saat itu dari SDN Bello yakni ibu Rosmin Pello, Stef Mite dan guru-guru yang lain dari Bello," kata Marthen Bois.

Hal yang sama juga dibenarkan Kepala SDN Fatubena Yohanes Zakarias menurutnya bukan saja sarana dan prasarana yang kurang tetapi juga kurangnya tenaga pendidik.

Menurut Zakarias saat ini hanya ada empat orang guru PNS dibantu lima orang tenaga honor Komite.

"Bukan saja Sarana prasarana tetapi kami juga idealnya kurang tiga orang guru PNS karena yang ada hanya empat orang PNS dibantu lima tenaga honor komite," tambah Zakarias.

Ia berharap ada perhatian dari Pemerintah Kota Kupang untuk melakukan pengadaan guru karena jumlah siswa di SDN Fatubena saat  sebanyak 68 orang siswa.

Hampir banyak pihak yang tak mengetahui keberadaan salah satu Sekolah Dasar Negeri milik Pemerintah Kota Kupang di perkampungan Fatubena Kelurahan Kolhua Kecamatan Maulafa Kota Kupang.


Baca juga: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang perketat pengawasan di sekolah

Baca juga: Sekolah di Kota Kupang masih memajang foto Wapres Yusuf Kalla

Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024