Moskow (ANTARA) - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev pada Selasa, (21/2/2023) mengatakan Rusia akan terus mendorong kemitraan strategis dengan China yang dipandang Rusia sebagai prioritas mutlak kebijakan luar negerinya.
Dalam pertemuan di Moskow dengan diplomat senior China Wang Yi, Patrushev menilai hubungan dengan China berguna bagi Rusia dan tidak terpengaruh faktor eksternal.
Dia menambahkan bahwa dunia berubah, dan transformasi hubungan internasional menjadi multipolar ditentang hebat oleh Barat.
“Proyek-proyek yang menguntungkan sekelompok kecil negara sedang dikembangkan untuk membentuk blok militer baru di sejumlah kawasan di dunia ini,” kata dia. "AS dan sekutu-sekutunya berusaha mengganti norma-norma universal dalam hukum internasional dengan apa yang mereka sebut tatanan berlandaskan hukum."
Petrushev mengatakan semua hal dilakukan untuk melawan China dan Rusia serta merugikan negara-negara berkembang.
Rusia menyatakan solidaritas dengan China dalam berbagai isu teritorial, termasuk Taiwan, Xinjiang, Tibet dan Hong Kong, yang dimanfaatkan Barat untuk mendiskreditkan China.
Mantan menteri luar negeri China Wang Yi yang saat ini menjabat Direktur Hubungan Luar Negeri pada Komisi Pusat Partai Komunis China (CCP) juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Rabu.
Beijing tidak mendukung langsung operasi militer khusus Rusia di Ukraina, namun mengecam sanksi Barat terhadap Rusia.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mendeklarasikan kemitraan tanpa batas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan Perang Dunia Ketiga jika China mendukung Rusia dalam perang di Ukraina yang sudah berjalan hampir setahun.
Sumber: Anadolu-Oana
Baca juga: Artikel - Polemik militer swasta dalam serangan Rusia ke Ukraina
Baca juga: Hubungan Washington - Beijing berubah jika China mendukung Rusia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia tegaskan kemitraan dengan China prioritas mutlak
Dalam pertemuan di Moskow dengan diplomat senior China Wang Yi, Patrushev menilai hubungan dengan China berguna bagi Rusia dan tidak terpengaruh faktor eksternal.
Dia menambahkan bahwa dunia berubah, dan transformasi hubungan internasional menjadi multipolar ditentang hebat oleh Barat.
“Proyek-proyek yang menguntungkan sekelompok kecil negara sedang dikembangkan untuk membentuk blok militer baru di sejumlah kawasan di dunia ini,” kata dia. "AS dan sekutu-sekutunya berusaha mengganti norma-norma universal dalam hukum internasional dengan apa yang mereka sebut tatanan berlandaskan hukum."
Petrushev mengatakan semua hal dilakukan untuk melawan China dan Rusia serta merugikan negara-negara berkembang.
Rusia menyatakan solidaritas dengan China dalam berbagai isu teritorial, termasuk Taiwan, Xinjiang, Tibet dan Hong Kong, yang dimanfaatkan Barat untuk mendiskreditkan China.
Mantan menteri luar negeri China Wang Yi yang saat ini menjabat Direktur Hubungan Luar Negeri pada Komisi Pusat Partai Komunis China (CCP) juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Rabu.
Beijing tidak mendukung langsung operasi militer khusus Rusia di Ukraina, namun mengecam sanksi Barat terhadap Rusia.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mendeklarasikan kemitraan tanpa batas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin mengungkapkan kekhawatiran mengenai kemungkinan Perang Dunia Ketiga jika China mendukung Rusia dalam perang di Ukraina yang sudah berjalan hampir setahun.
Sumber: Anadolu-Oana
Baca juga: Artikel - Polemik militer swasta dalam serangan Rusia ke Ukraina
Baca juga: Hubungan Washington - Beijing berubah jika China mendukung Rusia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia tegaskan kemitraan dengan China prioritas mutlak