Kupang (ANTARA) - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai turun dari Rp80.000/kg menjadi Rp60.000/kg.
"Harga cabai yang dijual para pedagang di berbagai pasar tradisional di kota Kupang sudah mulai turun setelah pasokan cabai dari daerah-daerah yang menjadi kantong penghasil cabai mulai mensuplai kebutuhan cabai di Kota Kupang dengan jumlah yang cukup banyak," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh di Kupang, Rabu, (8/3/2023)
George Melkianus Hadjoh mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam mengendalikan kenaikan harga cabai menjelang dimulainya bulan Ramadhan pada 2023.
Ia menjelaskan pada Februari 2023 lalu harga cabai di Kota Kupang tembus Rp150.000/kg dan merupakan harga cabai tertinggi selama ini di Kota Kupang.
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi naiknya harga cabai di Kota Kupang yakni kondisi cuaca di NTT dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga para pedagang dari sejumlah daerah pemasok cabai seperti Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Malaka dan Belu serta Timor Tengah Utara tidak bisa masuk ke Kota Kupang karena kondisi ruas jalan yang putus akibat tanah longsor.
"Selain itu para pedagang cabai dari Kabupaten Rote Ndao juga tidak bisa ke Kupang karena kondisi gelombang yang tinggi sehingga tidak bisa memasok cabai ke Kupang, namun karena kondisi cuaca sudah mulai membaik maka suplai kebutuhan cabai sudah mulai stabil," kata George Melkianus Hadjoh.
Menurut dia, setelah kondisi cuaca mulai membaik dalam sepekan pasokan cabai dari beberapa daerah ke pasar-pasar di Kota Kupang sudah mulai terkendali sehingga harga cabai mulai turun.
"Harga cabai yang dijual di pasar-pasar Rp60.000-Rp50.000/kg bahkan bisa turun lagi karena pasokan cabai sudah semakin banyak di pasar-pasar Kota Kupang," kata George Melkianus Hadjoh.
Baca juga: Harga cabai di Kota Kupang berangsur turun jelang Ramadhan
Baca juga: Pemprov NTT ajak masyarakat tanam cabai di pekarangan rumah
"Harga cabai yang dijual para pedagang di berbagai pasar tradisional di kota Kupang sudah mulai turun setelah pasokan cabai dari daerah-daerah yang menjadi kantong penghasil cabai mulai mensuplai kebutuhan cabai di Kota Kupang dengan jumlah yang cukup banyak," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh di Kupang, Rabu, (8/3/2023)
George Melkianus Hadjoh mengatakan hal itu terkait upaya pemerintah Kota Kupang dalam mengendalikan kenaikan harga cabai menjelang dimulainya bulan Ramadhan pada 2023.
Ia menjelaskan pada Februari 2023 lalu harga cabai di Kota Kupang tembus Rp150.000/kg dan merupakan harga cabai tertinggi selama ini di Kota Kupang.
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi naiknya harga cabai di Kota Kupang yakni kondisi cuaca di NTT dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga para pedagang dari sejumlah daerah pemasok cabai seperti Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Malaka dan Belu serta Timor Tengah Utara tidak bisa masuk ke Kota Kupang karena kondisi ruas jalan yang putus akibat tanah longsor.
"Selain itu para pedagang cabai dari Kabupaten Rote Ndao juga tidak bisa ke Kupang karena kondisi gelombang yang tinggi sehingga tidak bisa memasok cabai ke Kupang, namun karena kondisi cuaca sudah mulai membaik maka suplai kebutuhan cabai sudah mulai stabil," kata George Melkianus Hadjoh.
Menurut dia, setelah kondisi cuaca mulai membaik dalam sepekan pasokan cabai dari beberapa daerah ke pasar-pasar di Kota Kupang sudah mulai terkendali sehingga harga cabai mulai turun.
"Harga cabai yang dijual di pasar-pasar Rp60.000-Rp50.000/kg bahkan bisa turun lagi karena pasokan cabai sudah semakin banyak di pasar-pasar Kota Kupang," kata George Melkianus Hadjoh.
Baca juga: Harga cabai di Kota Kupang berangsur turun jelang Ramadhan
Baca juga: Pemprov NTT ajak masyarakat tanam cabai di pekarangan rumah