Kupang (ANTARA) - Sejumlah pedagang beras yang ada di sejumlah pasar di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menilai bahwa beras Bulog yang disalurkan ke pasaran melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Kota Kupang belum cukup penuhi permintaan pasar.
“Setiap kios yang bermitra dengan Bulog hanya diberikan kuota satu ton beras saja. Dan ini tidak cukup,” kata Akbar pedagang beras di kios Akbar saat ditemui di pasar Kasih Naikoten Kota Kupang, Jumat, (10/3/2023).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya keluhan dari masyarakat yang dalam beberapa pekan terakhir sulit untuk mendapatkan beras Bulog karena sangat cepat habis.
Akbar mengatakan bahwa beras Bulog yang dijual di pasaran Kota Kupang adalah beras dengan kualitas bagus dan harganya Rp9.950 per kilogram lebih murah dari sejumlah beras dari Surabaya, Sulawesi dan daerah lain yang dijual di pasaran di Kota Kupang.
“Karena itu beras Bulog selalu menjadi incaran para pembeli dan habis sangat cepat,” ujar dia.
Akbar mengatakan bahwa satu ton beras yang baru tiba, misalnya hanya butuh waktu dua jam lebih, karena langsung diserbu oleh warga.
Karena itu menurut Akbar jumlah satu ton per kios, perlu ditambah lagi sehingga tidak cepat habis. Lebih lanjut kata dia memang beras Bulog tiap tahun selalu menjadi rebutan, namun untuk kali ini pembeliannya sangat tinggi dan langka di pasaran.
Sementara itu pedagang beras lainnya Rafli mengaku untuk mengantisipasi cepat habisnya beras Bulog di pasaran, khususnya di kios miliknya Rafli terpaksa membatasi masyarakat yang membeli.
“Jadi saya batasi, satu orang hanya boleh beli beras Bulog dengan jumlah hanya lima kilogram saja. Selebihnya tidak boleh sambil menunggu stok Bulog masuk lagi,” ujar dia.
Pantauan ANTARA di kios Rafli, dia tidak hanya menjual beras dari Bulog, tetapi juga beras dari Sulawesi dan Jawa Timur dengan harga mulai dari Rp12.500 hingga Rp14 ribu per kilogram tergantung jenis dan kualitas beras.
Namun menurut dia, beras Bulog walaupun murah tetapi kualitasnya lebih bagus dari sejumlah jenis beras yang dijualnya di kiosnya.
Sementara itu Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan beras untuk SPHP stoknya masih banyak dan masyarakat tidak perlu cemas.
Pihaknya mengintensifkan pelaksanaan operasi pasar dengan menyasar langsung ke masyarakat guna mencegah terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan.
Baca juga: Masyarakat Kupang kesulitan dapat beras Bulog
Baca juga: Artikel - Liku-liku menjaga pasokan beras
“Setiap kios yang bermitra dengan Bulog hanya diberikan kuota satu ton beras saja. Dan ini tidak cukup,” kata Akbar pedagang beras di kios Akbar saat ditemui di pasar Kasih Naikoten Kota Kupang, Jumat, (10/3/2023).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya keluhan dari masyarakat yang dalam beberapa pekan terakhir sulit untuk mendapatkan beras Bulog karena sangat cepat habis.
Akbar mengatakan bahwa beras Bulog yang dijual di pasaran Kota Kupang adalah beras dengan kualitas bagus dan harganya Rp9.950 per kilogram lebih murah dari sejumlah beras dari Surabaya, Sulawesi dan daerah lain yang dijual di pasaran di Kota Kupang.
“Karena itu beras Bulog selalu menjadi incaran para pembeli dan habis sangat cepat,” ujar dia.
Akbar mengatakan bahwa satu ton beras yang baru tiba, misalnya hanya butuh waktu dua jam lebih, karena langsung diserbu oleh warga.
Karena itu menurut Akbar jumlah satu ton per kios, perlu ditambah lagi sehingga tidak cepat habis. Lebih lanjut kata dia memang beras Bulog tiap tahun selalu menjadi rebutan, namun untuk kali ini pembeliannya sangat tinggi dan langka di pasaran.
Sementara itu pedagang beras lainnya Rafli mengaku untuk mengantisipasi cepat habisnya beras Bulog di pasaran, khususnya di kios miliknya Rafli terpaksa membatasi masyarakat yang membeli.
“Jadi saya batasi, satu orang hanya boleh beli beras Bulog dengan jumlah hanya lima kilogram saja. Selebihnya tidak boleh sambil menunggu stok Bulog masuk lagi,” ujar dia.
Pantauan ANTARA di kios Rafli, dia tidak hanya menjual beras dari Bulog, tetapi juga beras dari Sulawesi dan Jawa Timur dengan harga mulai dari Rp12.500 hingga Rp14 ribu per kilogram tergantung jenis dan kualitas beras.
Namun menurut dia, beras Bulog walaupun murah tetapi kualitasnya lebih bagus dari sejumlah jenis beras yang dijualnya di kiosnya.
Sementara itu Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan beras untuk SPHP stoknya masih banyak dan masyarakat tidak perlu cemas.
Pihaknya mengintensifkan pelaksanaan operasi pasar dengan menyasar langsung ke masyarakat guna mencegah terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan.
Baca juga: Masyarakat Kupang kesulitan dapat beras Bulog
Baca juga: Artikel - Liku-liku menjaga pasokan beras