Kupang (ANTARA) - Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur mengapresiasi Tanoto Foundation yang sudah terlibat langsung membantu penanganan masalah stunting.
"Kehadiran Tanoto Foundation sangat membantu kami pemerintah NTT dalam hal penurunan angka stunting dengan berbagai program pendukung yang dijalankan," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di Kupang, Kamis, (4/5/2023).
Dia mengatakan hal ini usai bertemu dan berdialog dengan pihak Tanoto Foundation serta Forum Rektor Indonesia yang membantu penanganan stunting di NTT.
Apalagi ujar dia dengan kehadiran Patnership to Accelerate Stunting Reduction In Indonesia (PASTI) atau yang dikenal dengan sebutan Konsorsium sangat membantu dalam upaya pemberantasan stunting di Provinsi NTT.
"Stunting kita tahun ke tahun turun. Tahun ini kita 15,7 persen. Jadi mudah-mudahan ke depan kita sudah mendekati angka 14 persen sesuai target nasional," ujar dia.
Namun tambah dia, harapannya adalah angka stunting di NTT bisa turun hingga nol persen dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak termasuk Tanoto Foundation.
Saat ini angka kasus balita stunting di NTT sendiri berada pada 67.000 orang, sedangkan pada Agustus 2022, total anak stunting sebanyak 77.000 orang, sehingga dalam kurun waktu Agustus 2022-Februari 2023, stunting berkurang 10.000 orang.
Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry ditemui di lokasi yang sama di Kantor Gubernur NTT usai bertemu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan bahwa ada dua kabupaten yang tahun ini menjadi fokus penanganan stunting.
"Dua kabupaten itu adalah Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Kupang," ujar dia.
Dua kabupaten itu menjadi lokasi pencegahan stunting karena selain angka kasusnya tinggi, namun juga karena rekomendasi dari pemerintah daerah setempat.
Kehadiran Tanoto Foundation di NTT membantu pemerintah NTT bukan baru pertama kali. Sebab lanjut Eddy pada tahun 2022 Tanoto Foundation juga membangun jaringan air bersih dan tenaga kesehatan bagi warga di Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
"Untuk tahun ini bersama Pemerintah Provinsi NTT dan kami ingin memiliki penguatan baru dan bekerja sama dengan BKKBN," katanya.
Henry mengatakan, untuk menyukseskan program ini Tanoto Foundation bekerja sama dengan sejumlah konsorsium salah satunya adalah Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam layanan gizi bagi pasangan usia subur dan pola hidup sehat.
Pada pertemuan tersebut, dibahas penanganan stunting dan program PASTI (Partnership to Accelerate Stunting reduction in Indonesia) yang dilaksanakan Tanoto Foundation bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), Yayasan Bakti Barito, Bank Central Asia (BCA).
"Kami sangat bangga dan merasa kehormatan bagi kami menjadi bagian dari konsorsium ini," ujar Henry.
Baca juga: Bupati Heri Nabit: Desa Legu jadi contoh penanganan stunting
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang minta Dharma Wanita bantu tangani stunting
"Kehadiran Tanoto Foundation sangat membantu kami pemerintah NTT dalam hal penurunan angka stunting dengan berbagai program pendukung yang dijalankan," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di Kupang, Kamis, (4/5/2023).
Dia mengatakan hal ini usai bertemu dan berdialog dengan pihak Tanoto Foundation serta Forum Rektor Indonesia yang membantu penanganan stunting di NTT.
Apalagi ujar dia dengan kehadiran Patnership to Accelerate Stunting Reduction In Indonesia (PASTI) atau yang dikenal dengan sebutan Konsorsium sangat membantu dalam upaya pemberantasan stunting di Provinsi NTT.
"Stunting kita tahun ke tahun turun. Tahun ini kita 15,7 persen. Jadi mudah-mudahan ke depan kita sudah mendekati angka 14 persen sesuai target nasional," ujar dia.
Namun tambah dia, harapannya adalah angka stunting di NTT bisa turun hingga nol persen dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak termasuk Tanoto Foundation.
Saat ini angka kasus balita stunting di NTT sendiri berada pada 67.000 orang, sedangkan pada Agustus 2022, total anak stunting sebanyak 77.000 orang, sehingga dalam kurun waktu Agustus 2022-Februari 2023, stunting berkurang 10.000 orang.
Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry ditemui di lokasi yang sama di Kantor Gubernur NTT usai bertemu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan bahwa ada dua kabupaten yang tahun ini menjadi fokus penanganan stunting.
"Dua kabupaten itu adalah Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Kupang," ujar dia.
Dua kabupaten itu menjadi lokasi pencegahan stunting karena selain angka kasusnya tinggi, namun juga karena rekomendasi dari pemerintah daerah setempat.
Kehadiran Tanoto Foundation di NTT membantu pemerintah NTT bukan baru pertama kali. Sebab lanjut Eddy pada tahun 2022 Tanoto Foundation juga membangun jaringan air bersih dan tenaga kesehatan bagi warga di Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
"Untuk tahun ini bersama Pemerintah Provinsi NTT dan kami ingin memiliki penguatan baru dan bekerja sama dengan BKKBN," katanya.
Henry mengatakan, untuk menyukseskan program ini Tanoto Foundation bekerja sama dengan sejumlah konsorsium salah satunya adalah Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam layanan gizi bagi pasangan usia subur dan pola hidup sehat.
Pada pertemuan tersebut, dibahas penanganan stunting dan program PASTI (Partnership to Accelerate Stunting reduction in Indonesia) yang dilaksanakan Tanoto Foundation bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), Yayasan Bakti Barito, Bank Central Asia (BCA).
"Kami sangat bangga dan merasa kehormatan bagi kami menjadi bagian dari konsorsium ini," ujar Henry.
Baca juga: Bupati Heri Nabit: Desa Legu jadi contoh penanganan stunting
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang minta Dharma Wanita bantu tangani stunting