Kupang (ANTARA) - Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur mengharapkan dukungan vaksin anti rabies (VAR) dari pemerintah pusat untuk penanganan dan pencegahan kasus rabies agar stoknya mencukupi kebutuhan di daerah setempat.
“Anggaran kita saat ini kosong sehingga kita tidak bisa membeli banyak, karena itu pemerintah pusat tengah mempersiapkan 15 ribu vaksin untuk dikirim ke NTT baru tiba pada Agustus nanti,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar di Kupang, Rabu, (7/6/2023).
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan kesiapan Dinas Peternakan NTT dalam pengadaan VAR bagi hewan pembawa rabies (HPR) di wilayah tersebut.
Sebanyak 15 ribu VAR yang dikirim pemerintah pusat itu, ujar dia, dibeli bukan dari APBD namun dari pemerintah pusat melalui APBN.
Ia mengatakan kasus rabies tidak tidak hanya terjadi di Pulau Flores dan Lembata, namun yang terbaru di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Pulau Timor yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Dia mengatakan terhitung sejak 2022 hingga Mei 2023 sudah ada 14 korban jiwa dinyatakan positif terinfeksi rabies dan terakhir satu orang meninggal dunia.
“Tetapi perlu saya tekankan bahwa 15 ribu VAR itu sebenarnya untuk pencegahan rabies di Pulau Flores dan Lembata. Sementara Pulau Timor tidak, dan kita tidak tahu juga bahwa Pulau Timor akan ada kasus rabies,” kata dia.
Pihaknya mengaku harus bersabar untuk memesan lagi vaksin untuk menambah stok VAR untuk kebutuhan tiga pulau tersebut.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu H. mengatakan pekan lalu Gubernur NTT sudah meminta 2.500 VAR dari Kementerian Pertanian, sedangkan vaksinasi bagi anjing sudah dilakukan khusus di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Dia juga mengakui bahwa NTT kekurangan VAR sehingga imbauan dari pemerintah kepada masyarakat diperlukan untuk pencegahan kasus tersebut agar tidak semakin meluas penyebarannya.
Baca juga: Disnak Nagekeo siapkan 900 vial untuk vaksinasi 9.000 HPR
Baca juga: Korban gigitan anjing rabies di Pulau Timor bertambah
“Anggaran kita saat ini kosong sehingga kita tidak bisa membeli banyak, karena itu pemerintah pusat tengah mempersiapkan 15 ribu vaksin untuk dikirim ke NTT baru tiba pada Agustus nanti,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar di Kupang, Rabu, (7/6/2023).
Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan kesiapan Dinas Peternakan NTT dalam pengadaan VAR bagi hewan pembawa rabies (HPR) di wilayah tersebut.
Sebanyak 15 ribu VAR yang dikirim pemerintah pusat itu, ujar dia, dibeli bukan dari APBD namun dari pemerintah pusat melalui APBN.
Ia mengatakan kasus rabies tidak tidak hanya terjadi di Pulau Flores dan Lembata, namun yang terbaru di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Pulau Timor yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Dia mengatakan terhitung sejak 2022 hingga Mei 2023 sudah ada 14 korban jiwa dinyatakan positif terinfeksi rabies dan terakhir satu orang meninggal dunia.
“Tetapi perlu saya tekankan bahwa 15 ribu VAR itu sebenarnya untuk pencegahan rabies di Pulau Flores dan Lembata. Sementara Pulau Timor tidak, dan kita tidak tahu juga bahwa Pulau Timor akan ada kasus rabies,” kata dia.
Pihaknya mengaku harus bersabar untuk memesan lagi vaksin untuk menambah stok VAR untuk kebutuhan tiga pulau tersebut.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu H. mengatakan pekan lalu Gubernur NTT sudah meminta 2.500 VAR dari Kementerian Pertanian, sedangkan vaksinasi bagi anjing sudah dilakukan khusus di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Dia juga mengakui bahwa NTT kekurangan VAR sehingga imbauan dari pemerintah kepada masyarakat diperlukan untuk pencegahan kasus tersebut agar tidak semakin meluas penyebarannya.
Baca juga: Disnak Nagekeo siapkan 900 vial untuk vaksinasi 9.000 HPR
Baca juga: Korban gigitan anjing rabies di Pulau Timor bertambah