Kupang (ANTARA News NTT) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi ada bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor, yang dapat memicu terjadinya angin kencang hingga mencapai 25 knot per jam.
"Bibit siklon ini berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam tiga hari ke depan dan memicu terjadinya cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot per jam," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Bambang Santiajid kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1).
Bambang mengatakan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta secara khusus tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia.
"Salah satu bibit siklon di antaranya saat ini berada di Laut Timor (94S) yang berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam tiga hari ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, kalimantan, Bali, NTB hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bersamaan dengan itu, masih kuatnya Monsun Dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.
Baca juga: NTT terkena dampak siklon tropis Mangkhut
"Dari pantuan pergerakkan angin, BMKG mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagian selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT," katanya Bambang.
Dalam hubungan dengan itu, BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019.
"Waspada khususnya terhadap dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019," katanya.
Baca juga: Bibit siklon tropis mendekati NTT
"Bibit siklon ini berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam tiga hari ke depan dan memicu terjadinya cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot per jam," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Bambang Santiajid kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1).
Bambang mengatakan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta secara khusus tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia.
"Salah satu bibit siklon di antaranya saat ini berada di Laut Timor (94S) yang berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam tiga hari ke depan," katanya menjelaskan.
Sementara berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, kalimantan, Bali, NTB hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bersamaan dengan itu, masih kuatnya Monsun Dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.
Baca juga: NTT terkena dampak siklon tropis Mangkhut
"Dari pantuan pergerakkan angin, BMKG mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagian selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT," katanya Bambang.
Dalam hubungan dengan itu, BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019.
"Waspada khususnya terhadap dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019," katanya.
Baca juga: Bibit siklon tropis mendekati NTT