Kupang (ANTARA) - Pangkalan Udara (Lanud) El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur  berhasil mengembangkan 48 hektare lahan tidur menjadi lahan pertanian "Smart Farming" yang ditanami jagung.

Komandan Lanud El Tari  Kupang Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan di Kupang,  Rabu (20/9) kemarin dalam pemaparannya di tengah ratusan mahasiswa mengatakan bahwa keberhasilan yang dicapai itu menunjukkan bahwa potensi lahan yang ada di NTT ini bisa dikembangkan walaupun di tengah musim kemarau.

"Saat mantan gubernur NTT Viktor Laiskodat meninjau lokasi smart farming kami, beliau sudah melihat langsung proses tersebut," katanya dalam Kegiatan Komsos TNI tahun 2023, yang bertemakan Peran TNI beserta komponen bangsa di wilayah NTT dalam mendukung pembangunan nasional melalui penguatan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi di provinsi tersebut.

Dia mengatakan bahwa sesuai dengan UU no 34 tahun 2004, TNI AU memiliki tugas untuk membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang termasuk di bidang ekonomi dan ketahanan pangan.

Baca juga: Mahasiswa Undana magang di lahan smart farming TNI AU
Baca juga: Lanud El Tari Kupang ubah lahan tidur jadi area pertanian

Dia menambahkan bahwa kegiatan ketahanan pangan yang telah dilakukan Lanud El Tari Kupang adalah memperkenalkan pertanian presisi integratif dengan memanfaatkan lahan tidur dengan menanam jagung, kelor dan sorgum serta budidaya peternakan berupa sapi dan ayam.

Oleh karena itu kata dia pelaksanaan Komsos yang dilakukan tersebut dan dibuka oleh Pj Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait pengelolaan sektor pertanian di NTT serta pencegahan inflasi di NTT.

Menurut dia, kehadiran sejumlah pembicara, mulai dari Kepala OJK, Perwakilan dari pemerintah provinsi NTT, pengamat, serta doktor yang ahli di bidang pertanian dapat menjadikan masukan untuk penguatan ekonomi di NTT.

Menurut dia konsep smart farming bisa dilakukan jika dilakukan dengan benar dan serius. HAl tersebut terbukti dengan yang sudah dilakukan oleh Lanud El Tari Kupang.

DIa menambahkan bahwa yang menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana partisipasi kita di NTT sebagai komponen bangsa dalam mengantisipasi kondisi alam yang ada di NTT.

"Kita coba kontekstualisasi dengan kondisi yang sudah nyata dan berhasil dari sisi satu sektor pertanian dengan smart farming, sehingga kita bisa antisipasi juga kedepannya," tambah dia.

Karena lanjut dia, sesuai prediksi BMKG sampai awal tahun 2024 NTT masih minim akan curah hujan, karena saat ini sedang El Nino ekstrem.

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024