Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mempermudah wisatawan untuk mengakses layanan kepariwisataan di beberapa tempat wisata dengan transaksi non tunai.
"Wisatawan yang masuk ke beberapa tempat wisata dapat bertransaksi menggunakan barcode atau QR code," kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin, (25/9/2023).
Pius menyampaikan dua destinasi wisata yang telah menerapkan digitalisasi tersebut yakni Gua Batu Cermin dan Puncak Waringin.
Pada dua tempat itu, wisatawan dapat membayar tiket masuk dengan menggunakan barcode QRIS dari layanan perbankan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mendukung digitalisasi dalam sistem pembayaran layanan kepariwisataan di daerah pariwisata super prioritas Labuan Bajo.
Adanya digitalisasi, kata Pius mempermudah wisatawan dalam mengakses layanan transaksi non tunai.
Transaksi non tunai menggunakan QRIS, katanya, sangat bermanfaat sehingga pengunjung tidak dipusingkan dengan uang tunai yang harus dibawa ke mana-mana, termasuk uang sisa yang harus dikembalikan kepada wisatawan.
Sistem pembayaran secara digital itu pula dapat memudahkan pemerintah daerah sebagai pengelola destinasi wisata dalam mengelola keuangan yang masuk dan transparan kepada publik.
"Transaksi non tunai ini juga meminimalisasi potensi peredaran uang palsu, jadi jauh lebih aman dan memudahkan wisatawan," ungkapnya.
Lebih lanjut Pius mengatakan penerapan transaksi non tunai belum diterapkan di semua destinasi karena kendala sinyal. Namun hal itu telah dikoordinasikan dengan dinas komunikasi setempat.
"Kami sudah koordinasi (dengan Dinas Kominfo) dan diteruskan ke provider," kata Pius.
Baca juga: Badan Otorita perkuat kapasitas pemandu geowisata
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dalam setiap kesempatan selalu menekankan pentingnya digitalisasi di daerah pariwisata super prioritas tersebut.
Edistasius berharap pemanfaatan transaksi non tunai tidak sekadar untuk mempermudah wisatawan, namun menjadi budaya dalam bertransaksi sehari-hari.
Baca juga: Kemenparekraf berharap kawasan Parapuar Labuan Bajo dapat menjaring investor
"Digitalisasi memberi kemudahan bagi layanan pariwisata saat ini," kata Edistasius.
"Wisatawan yang masuk ke beberapa tempat wisata dapat bertransaksi menggunakan barcode atau QR code," kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin, (25/9/2023).
Pius menyampaikan dua destinasi wisata yang telah menerapkan digitalisasi tersebut yakni Gua Batu Cermin dan Puncak Waringin.
Pada dua tempat itu, wisatawan dapat membayar tiket masuk dengan menggunakan barcode QRIS dari layanan perbankan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mendukung digitalisasi dalam sistem pembayaran layanan kepariwisataan di daerah pariwisata super prioritas Labuan Bajo.
Adanya digitalisasi, kata Pius mempermudah wisatawan dalam mengakses layanan transaksi non tunai.
Transaksi non tunai menggunakan QRIS, katanya, sangat bermanfaat sehingga pengunjung tidak dipusingkan dengan uang tunai yang harus dibawa ke mana-mana, termasuk uang sisa yang harus dikembalikan kepada wisatawan.
Sistem pembayaran secara digital itu pula dapat memudahkan pemerintah daerah sebagai pengelola destinasi wisata dalam mengelola keuangan yang masuk dan transparan kepada publik.
"Transaksi non tunai ini juga meminimalisasi potensi peredaran uang palsu, jadi jauh lebih aman dan memudahkan wisatawan," ungkapnya.
Lebih lanjut Pius mengatakan penerapan transaksi non tunai belum diterapkan di semua destinasi karena kendala sinyal. Namun hal itu telah dikoordinasikan dengan dinas komunikasi setempat.
"Kami sudah koordinasi (dengan Dinas Kominfo) dan diteruskan ke provider," kata Pius.
Baca juga: Badan Otorita perkuat kapasitas pemandu geowisata
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dalam setiap kesempatan selalu menekankan pentingnya digitalisasi di daerah pariwisata super prioritas tersebut.
Edistasius berharap pemanfaatan transaksi non tunai tidak sekadar untuk mempermudah wisatawan, namun menjadi budaya dalam bertransaksi sehari-hari.
Baca juga: Kemenparekraf berharap kawasan Parapuar Labuan Bajo dapat menjaring investor
"Digitalisasi memberi kemudahan bagi layanan pariwisata saat ini," kata Edistasius.