Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog mengantongi kontrak impor beras sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan 1,5 juta sebagai upaya memperkuat cadangan beras pemerintah hingga 2024.

“Walaupun pemerintah memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton, namun pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri,” kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto di Jakarta, Jumat, (3/11/2023).

Suyamto menjelaskan stok beras yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,45 juta ton, kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah ini maka jumlahnya akan makin kuat untuk memenuhi kebutuhan penyaluran sampai dengan tahun depan dalam upaya mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.

Terkait asal negara impor, Suyamto menegaskan bahwa Bulog akan melaksanakan penugasan importasi beras dari negara mana saja yang memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.

“Saat ini kami sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar. Selanjutnya kami juga akan menjajaki dengan India dan Kamboja maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, ucapnya.

Suyamto mengemukakan pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Terjadinya sedikit kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang baru memasuki musim tanam.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” jelasnya.

Hingga saat ini, Bulog telah menggelontorkan beras operasi pasar atau stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 885 ribu ton. Upaya stabilisasi tersebut akan terus berlanjut hingga harga beras di pasaran stabil.

Selain itu, Bulog juga sedang menyalurkan beras bantuan pangan untuk September, Oktober, dan November dengan jumlah total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.


Baca juga: Mentan : Indonesia harus bersiap menjadi lumbung pangan dunia

Baca juga: Perum Bulog ungkap penyimpangan distribusi beras

Pewarta : Kuntum Khaira Riswan
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024