Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata terbesar berasal dari aktivitas menyelam (diving) yang dilakukan oleh wisatawan di Labuan Bajo.

"Dari data per 21 November, aktivitas diving yang menyumbang PAD terbesar," kata Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat Pius Baut dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (27/11).

Ia menjelaskan jumlah PAD sektor pariwisata yang ada saat ini sebanyak Rp5,7 miliar dari target Rp10 miliar.

Dari jumlah itu, pendapatan dari aktivitas diving mencapai Rp1,5 miliar.

Sumbangan PAD pada aktivitas diving itu, kata Pius berasal dari kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai angka Rp1,47 miliar.

Baca juga: Perubahan status Bandara Komodo tunggu keputusan pemerintah pusat

Selanjutnya ada sumbangan PAD dari kunjungan wisatawan nusantara sebesar Rp41,3 juta.

"Jadi memang wisatawan mancanegara itu yang banyak melakukan aktivitas diving, ada 14.734 orang dari catatan bulan Januari hingga 21 November," ucapnya.

Pius menyatakan optimis atas kunjungan wisatawan menjelang akhir tahun yang juga akan berpengaruh pada PAD sektor pariwisata nantinya.

Baca juga: Bupati Mabar minta warga kampanyekan wisata Labuan Bajo

Dia mengatakan kampanye "Ayo Berwisata ke Labuan Bajo" terus digaungkan baik melalui sosial media maupun berjejaring dengan banyak pihak untuk menarik minat kunjungan ke daerah pariwisata super prioritas itu.

Pius pun yakin target PAD sebesar Rp10 miliar dari sektor pariwisata dapat tercapai hingga akhir tahun mendatang.

"Kita terus bekerja keras mempromosikan pariwisata Labuan Bajo sekaligus memperbaiki tata kelola agar terciptanya kenyamanan dalam berwisata," katanya tegas.

Adapun Labuan Bajo memiliki 52 titik diving menarik yang dikelilingi oleh pulau-pulau indah yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

Beberapa yang terkenal diantaranya merupakan destinasi wisata bawah laut yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo seperti Pulau Sabolo dan Manta Point.

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024