Kupang (ANTARA) - Kantor Bea Cukai Labuan Bajo melakukan asistensi atau pendampingan terhadap tiga jenis produk usaha yang berpotensi ekspor dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami sudah asistensi beberapa UMKM yang berniat ekspor diantaranya vanila, kacang mete, sama kepiting bakau," kata Kepala Kantor Bea Cukai Labuan Bajo Joko Pri Sukmono Dwi Widodo konferensi pers "Katong Pung APBN" secara daring di Kota Kupang, NTT, Rabu, (28/2/2024).
Hal itu ia sampaikan berkaitan dengan bentuk dukungan dari Kementerian Keuangan dalam mendorong produk daerah untuk diekspor ke luar wilayah NTT.
Untuk bisa mengekspor sebuah produk, kata dia tentunya ada proses business to business (B to B) yang menjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual.
Namun tentunya, proses pendampingan terus dilakukan agar dapat memenuhi syarat menuju pasar ekspor.
Upaya asistensi itu dilakukan bersama-sama dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Ruteng dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Ruteng yang berada di Labuan Bajo.
"Asistensi masih on process," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bea Cukai Kupang Tribuana Wetangterah mengatakan peluang ekspor vanili memang cukup menjanjikan dan bagus.
Namun, karena ekspor produk merupakan sebuah bisnis, kata dia, perlunya kepercayaan antar kedua belah pihak agar proses ekspor dapat berjalan baik.
"Kami mendorong pelaku usaha berkoordinasi dengan kami di kantor bea cukai terdekat mencari solusi untuk ekspor," ucapnya.
Secara umum devisa ekspor pada bulan Januari 2024 di NTT tercatat senilai 4,43 juta dolar AS, tumbuh 4,45 persen (yoy).
Tribuana menyebut hal itu disebabkan meningkatnya ekspor kosmetik, susu, dan semen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Sebanyak 4.086 ton ikan dari Labuan Bajo diekspor ke Malaysia dan Singapura
Baca juga: NTT terapkan konsep zero risk dalam kebijakan ekspor impor peternakan
Baca juga: BPPMHKP lepas ekspor perdana ikan dari Labuan Bajo, Mabar
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bea Cukai Labuan Bajo asistensi tiga produk potensi ekspor
"Kami sudah asistensi beberapa UMKM yang berniat ekspor diantaranya vanila, kacang mete, sama kepiting bakau," kata Kepala Kantor Bea Cukai Labuan Bajo Joko Pri Sukmono Dwi Widodo konferensi pers "Katong Pung APBN" secara daring di Kota Kupang, NTT, Rabu, (28/2/2024).
Hal itu ia sampaikan berkaitan dengan bentuk dukungan dari Kementerian Keuangan dalam mendorong produk daerah untuk diekspor ke luar wilayah NTT.
Untuk bisa mengekspor sebuah produk, kata dia tentunya ada proses business to business (B to B) yang menjadi kesepakatan antara pembeli dan penjual.
Namun tentunya, proses pendampingan terus dilakukan agar dapat memenuhi syarat menuju pasar ekspor.
Upaya asistensi itu dilakukan bersama-sama dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Ruteng dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Ruteng yang berada di Labuan Bajo.
"Asistensi masih on process," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bea Cukai Kupang Tribuana Wetangterah mengatakan peluang ekspor vanili memang cukup menjanjikan dan bagus.
Namun, karena ekspor produk merupakan sebuah bisnis, kata dia, perlunya kepercayaan antar kedua belah pihak agar proses ekspor dapat berjalan baik.
"Kami mendorong pelaku usaha berkoordinasi dengan kami di kantor bea cukai terdekat mencari solusi untuk ekspor," ucapnya.
Secara umum devisa ekspor pada bulan Januari 2024 di NTT tercatat senilai 4,43 juta dolar AS, tumbuh 4,45 persen (yoy).
Tribuana menyebut hal itu disebabkan meningkatnya ekspor kosmetik, susu, dan semen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Sebanyak 4.086 ton ikan dari Labuan Bajo diekspor ke Malaysia dan Singapura
Baca juga: NTT terapkan konsep zero risk dalam kebijakan ekspor impor peternakan
Baca juga: BPPMHKP lepas ekspor perdana ikan dari Labuan Bajo, Mabar
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bea Cukai Labuan Bajo asistensi tiga produk potensi ekspor