Kupang (ANTARA) - Yayasan Plan Internasional Indonesia mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kesiapsiagaan bencana lewat distribusi Tas Siaga Bencana pada 502 kepala keluarga (KK) terdampak erupsi Gunung Ile Lewotolok.
"Salah satu bagian dari kesiapsiagaan keluarga adalah Tas Siaga Bencana," kata Manager Program Implementation Area Lembata Plan Indonesia Erlina Dangu ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, (9/3/2024).
Tas Siaga Bencana masing-masing diberikan pada 318 KK di Desa Jontona dan 184 KK di Desa Todanara.
Erlina menjelaskan tas itu berisi map folder untuk dokumen penting, kotak P3K standar, senter, dan peluit.
Tas Siaga Bencana tidak hanya sebatas prioritas yang harus dibawa, namun menjadi bekal untuk bertahan hidup dan memudahkan evakuasi saat bantuan belum tiba, dengan jangka waktu ideal untuk tiga hari.
Distribusi Tas Siaga Bencana merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas di Desa Jontona dan Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur.
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas berbasis keluarga dan komunitas desa dalam kesiapsiagaan bencana itu dilakukan berkat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lembata dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.
Selain pemberian tas, masyarakat juga dibekali dengan pengetahuan terkait ancaman yang ada di sekitar mereka, termasuk di dalamnya membangun kesiapsiagaan keluarga dan pemanfaatan Tas Siaga Bencana.
Erlina berharap kerja sama itu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai risiko ancaman dan kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Ile Lewotolok.
"Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan ini," ucap dia.
Baca juga: BPBD Kabupaten Kupang optimalkan fungsi destana antisipasi bencana alam
Baca juga: Jembatan penghubung dua kabupaten di NTT putus akibat banjir
Baca juga: Artikel - Memetik makna dari nestapa bencana
Adapun secara umum Tas Siaga Bencana direncanakan didistribusikan pada 6.947 keluarga dampingan di lima kecamatan dan 79 desa di Lembata.
"Salah satu bagian dari kesiapsiagaan keluarga adalah Tas Siaga Bencana," kata Manager Program Implementation Area Lembata Plan Indonesia Erlina Dangu ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, (9/3/2024).
Tas Siaga Bencana masing-masing diberikan pada 318 KK di Desa Jontona dan 184 KK di Desa Todanara.
Erlina menjelaskan tas itu berisi map folder untuk dokumen penting, kotak P3K standar, senter, dan peluit.
Tas Siaga Bencana tidak hanya sebatas prioritas yang harus dibawa, namun menjadi bekal untuk bertahan hidup dan memudahkan evakuasi saat bantuan belum tiba, dengan jangka waktu ideal untuk tiga hari.
Distribusi Tas Siaga Bencana merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas di Desa Jontona dan Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur.
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas berbasis keluarga dan komunitas desa dalam kesiapsiagaan bencana itu dilakukan berkat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lembata dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.
Selain pemberian tas, masyarakat juga dibekali dengan pengetahuan terkait ancaman yang ada di sekitar mereka, termasuk di dalamnya membangun kesiapsiagaan keluarga dan pemanfaatan Tas Siaga Bencana.
Erlina berharap kerja sama itu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai risiko ancaman dan kesiapsiagaan bencana erupsi Gunung Ile Lewotolok.
"Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan ini," ucap dia.
Baca juga: BPBD Kabupaten Kupang optimalkan fungsi destana antisipasi bencana alam
Baca juga: Jembatan penghubung dua kabupaten di NTT putus akibat banjir
Baca juga: Artikel - Memetik makna dari nestapa bencana
Adapun secara umum Tas Siaga Bencana direncanakan didistribusikan pada 6.947 keluarga dampingan di lima kecamatan dan 79 desa di Lembata.