Moskow (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan menentang penyimpangan apa pun terhadap prinsip kebebasan pers sehubungan penutupan stasiun siaran Al Jazeera di Israel, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric seperti yang dikutip Sputnik, Minggu (5/5).

Sebelumnya pada Minggu, (5/5/2024) pemerintah Israel dengan suara bulat memutuskan menutup kantor lokal Al Jazeera, dan menghentikan operasi saluran berita itu di Israel karena dianggap membahayakan keamanan. 

“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami dengan tegas menentang keputusan apa pun yang membatasi kebebasan pers. Pers yang bebas, memberikan layanan yang sangat berharga untuk memastikan masyarakat mendapat informasi dan dilibatkan,” kata Dujarric.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi segera menandatangani perintah untuk menutup kantor Al Jazeera di Israel, menyita peralatan siarannya, memblokir situsnya dan memutus saluran penyiaran itu dari perusahaan-perusahaan kabel dan satelit.

Karhi kemudian mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan otoritas Israel menggerebek kantor Al Jazeera di Yerusalem.

Ia menambahkan, petugas telah menyita sebagian peralatan saluran di kantor tersebut. 

Jaringan berita yang berbasis di Qatar tersebut mengecam keras tindakan Israel yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi, serta menegaskan haknya untuk terus memberikan berita kepada pemirsanya.

Sumber: Sputnik 

Baca juga: UNESCO terbitkan laporan soroti risiko bagi wartawan melaporkan krisis lingkungan
Baca juga: Presiden Meksiko tidak mau disalahkan setelah bocorkan nomor wartawan
Baca juga: RSP kutuk tekanan Israel terhadap media di Jalur Gaza











Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBB kecam penyimpangan kebebasan pers terkait penutupan Al Jazeera

Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024