Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa pergeseran musim tanam sebagai dampak El Nino menyebabkan pertumbuhan lapangan usaha utama pertanian di NTT terkontraksi sebesar -0,47 persen year on year (yoy).
“Pertumbuhan lapangan usaha utama pertanian yang terkontraksi sebesar -0,47 persen (yoy), menjadi salah satu penahan dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT lebih tinggi lagi,” kata Kepala BI Perwakilan wilayah NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Jumat, (10/5/2024).
Namun kata dia walaupun tren negatif masih terjadi di lapangan usaha pertanian akibat El Nino, lapangan usaha utama lainnya justru memberikan dampak positif bagi perekonomian NTT.
Beberapa lapangan usaha utama yang memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi sehingga berjalan positif pada pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan I 2024 adalah lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 9,71 persen (yoy).
Kemudian lapangan usaha perdagangan sebesar 5,56 persen (yoy), lapangan usaha konstruksi sebesar 1,01 persen (yoy) dan penyediaan akomodasi makan dan minuman sebesar 10,06 persen (yoy).
Dia menambahkan bahwa perekonomian Provinsi NTT sendiri pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 3,61 (yoy) atau -6,64% (qtq), setelah mampu tumbuh sebesar 4,14 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Secara spasial wilayah Balinusra, perekonomian Provinsi NTT memberikan sumbangan sebesar 22,04 persen dari total perekonomian Balinusra.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan sebesar 5,11 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen.
Bank Indonesia wilayah NTT memprediksi pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan II 2024 akan meningkat dibandingkan triwulan I 2024 seiring dengan masuknya musim panen padi sebagai salah satu komoditas utama dalam lapangan usaha utama pertanian serta aktivitas ekonomi yang terus bertumbuh.
“Karena itu kami harapkan sinergi dan kolaborasi dari semua lini untuk menjaga momentum pertumbuhan ini agar kita bersama-sama dapat mencapai tujuan Indonesia Maju 2045,” ujar dia.
Baca juga: Pemkab Sikka imbau petani tanam holtikultura antisipasi El Nino
Baca juga: Distan Malaka: 503 hektare lahan petani terdampak banjir
Baca juga: Lapas Lembata lakukan rehabilitasi produktif lewat sektor pertanian
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI : Pergeseran musim tanam berdampak pertanian NTT terkontraksi
“Pertumbuhan lapangan usaha utama pertanian yang terkontraksi sebesar -0,47 persen (yoy), menjadi salah satu penahan dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT lebih tinggi lagi,” kata Kepala BI Perwakilan wilayah NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Jumat, (10/5/2024).
Namun kata dia walaupun tren negatif masih terjadi di lapangan usaha pertanian akibat El Nino, lapangan usaha utama lainnya justru memberikan dampak positif bagi perekonomian NTT.
Beberapa lapangan usaha utama yang memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi sehingga berjalan positif pada pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan I 2024 adalah lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 9,71 persen (yoy).
Kemudian lapangan usaha perdagangan sebesar 5,56 persen (yoy), lapangan usaha konstruksi sebesar 1,01 persen (yoy) dan penyediaan akomodasi makan dan minuman sebesar 10,06 persen (yoy).
Dia menambahkan bahwa perekonomian Provinsi NTT sendiri pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 3,61 (yoy) atau -6,64% (qtq), setelah mampu tumbuh sebesar 4,14 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Secara spasial wilayah Balinusra, perekonomian Provinsi NTT memberikan sumbangan sebesar 22,04 persen dari total perekonomian Balinusra.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan sebesar 5,11 persen (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen.
Bank Indonesia wilayah NTT memprediksi pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan II 2024 akan meningkat dibandingkan triwulan I 2024 seiring dengan masuknya musim panen padi sebagai salah satu komoditas utama dalam lapangan usaha utama pertanian serta aktivitas ekonomi yang terus bertumbuh.
“Karena itu kami harapkan sinergi dan kolaborasi dari semua lini untuk menjaga momentum pertumbuhan ini agar kita bersama-sama dapat mencapai tujuan Indonesia Maju 2045,” ujar dia.
Baca juga: Pemkab Sikka imbau petani tanam holtikultura antisipasi El Nino
Baca juga: Distan Malaka: 503 hektare lahan petani terdampak banjir
Baca juga: Lapas Lembata lakukan rehabilitasi produktif lewat sektor pertanian
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI : Pergeseran musim tanam berdampak pertanian NTT terkontraksi