Houston, Amerika Serikat (ANTARA) - Wakil Presiden AS Kamala Harris dan mantan presiden Donald Trump bersaing ketat dalam pemilihan presiden 2024 di negara-negara bagian penentu, menurut jajak pendapat terbaru pada Rabu oleh CNN.
Saat kedua kandidat melakukan upaya terakhir untuk meyakinkan warga Amerika memberikan suara mereka dalam pemilihan umum pada 5 November, Harris dan Trump sangat fokus pada enam negara bagian pertempuran suara yaitu Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Harris mengungguli Trump dengan selisih 50 persen berbanding 44 persen di Wisconsin dan di Michigan dengan 48 persen berbanding 43 persen yang diperoleh Trump.
Sementara di Arizona, Trump mendapat keuntungan dengan pendukung 49 persen dan Harris 44 persen.
Namun, angka-angka di tiga negara bagian lain masih belum jelas.
Di Georgia dan Nevada, Harris unggul tipis dari Trump dengan wakil presiden itu memperoleh 48 persen suara dan Trump 47 persen. Kedua kandidat bersaing ketat di Pennsylvania dengan perolehan suara imbang 47 persen.
Selain itu, hampir 15 persen pemilih mengatakan mereka belum memutuskan pilihan terhadap salah satu kandidat dan itu membuat keenam negara bagian yang menjadi penentu benar-benar siap diperebutkan hanya dengan sembilan minggu tersisa sebelum Hari Pemilihan.
Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, dan hasilnya menunjukkan bahwa jalan menuju kemenangan bagi para kandidat melewati Pennsylvania dan Georgia.
Menurut data jajak pendapat, 16 persen pemilih di Pennsylvania mengatakan mereka belum memutuskan kandidat atau mereka mungkin berubah pikiran menjelang Hari Pemilihan.
Angka itu sama dengan 12 persen di Georgia, yang berarti kedua negara bagian itu sama-sama memiliki banyak pemilih yang belum menentukan pilihan.
Akan tetapi, memenangkan semua enam negara bagian yang menjadi penentu merupakan keharusan bagi kedua kandidat, jika mengacu pada pemilu 2020 untuk merebut Gedung Putih.
Saat itu, Presiden Joe Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan terakhir dengan menyapu bersih enam negara bagian medan pertempuran suara.
Dengan memperkuat filosofi bahwa setiap suara diperhitungkan, Biden unggul tipis atas Trump di Georgia dengan selisih kurang dari 12.000 suara dan mempertahankan keunggulan atas Arizona dengan selisih lebih dari 10.000 suara.
Menurut CNN, kunci kemenangan Harris adalah dengan mempertahankan kemenangan Biden pada 2020 di luar enam negara bagian yang menjadi penentu dan menguasai Wisconsin dan Michigan, menang di Pennsylvania, dan memperoleh satu suara elektoral dari tempat lain di mana pun.
Di sisi lain, jika Trump menang di Georgia dan Pennsylvania serta di North Carolina -- negara bagian yang dimenangkannya pada 2020 tetapi sekarang dianggap sebagai negara bagian perebutan suara pada 2024 -- mantan presiden tersebut akan memiliki cukup suara elektoral untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih, terlepas dari apa yang terjadi di Arizona, Michigan, Nevada, dan Wisconsin.
Saat Harris dan Trump mulai berkampanye di negara-negara bagian yang menjadi penentu, mereka harus membahas topik-topik yang dianggap paling penting oleh warga Amerika.
Menurut jajak pendapat, 39 persen pemilih mengatakan ekonomi adalah isu utama mereka, sementara 25 persen mengatakan melindungi demokrasi adalah topik penting berikutnya.
Aborsi dan imigrasi juga merupakan isu-isu utama yang ingin dibahas oleh para kandidat.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Artikel - Ketika "calon berkualitas" gagal dalam sejarah Pilpres AS
Baca juga: Biden dan Trump saling menyerang pada debat pertama Pilpres AS 2024
Baca juga: Artikel - Pencalonan Joe Biden dan kinerja para pemimpin lansia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harris dan Trump bersaing ketat di negara-negara bagian penentu
Saat kedua kandidat melakukan upaya terakhir untuk meyakinkan warga Amerika memberikan suara mereka dalam pemilihan umum pada 5 November, Harris dan Trump sangat fokus pada enam negara bagian pertempuran suara yaitu Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Harris mengungguli Trump dengan selisih 50 persen berbanding 44 persen di Wisconsin dan di Michigan dengan 48 persen berbanding 43 persen yang diperoleh Trump.
Sementara di Arizona, Trump mendapat keuntungan dengan pendukung 49 persen dan Harris 44 persen.
Namun, angka-angka di tiga negara bagian lain masih belum jelas.
Di Georgia dan Nevada, Harris unggul tipis dari Trump dengan wakil presiden itu memperoleh 48 persen suara dan Trump 47 persen. Kedua kandidat bersaing ketat di Pennsylvania dengan perolehan suara imbang 47 persen.
Selain itu, hampir 15 persen pemilih mengatakan mereka belum memutuskan pilihan terhadap salah satu kandidat dan itu membuat keenam negara bagian yang menjadi penentu benar-benar siap diperebutkan hanya dengan sembilan minggu tersisa sebelum Hari Pemilihan.
Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, dan hasilnya menunjukkan bahwa jalan menuju kemenangan bagi para kandidat melewati Pennsylvania dan Georgia.
Menurut data jajak pendapat, 16 persen pemilih di Pennsylvania mengatakan mereka belum memutuskan kandidat atau mereka mungkin berubah pikiran menjelang Hari Pemilihan.
Angka itu sama dengan 12 persen di Georgia, yang berarti kedua negara bagian itu sama-sama memiliki banyak pemilih yang belum menentukan pilihan.
Akan tetapi, memenangkan semua enam negara bagian yang menjadi penentu merupakan keharusan bagi kedua kandidat, jika mengacu pada pemilu 2020 untuk merebut Gedung Putih.
Saat itu, Presiden Joe Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan terakhir dengan menyapu bersih enam negara bagian medan pertempuran suara.
Dengan memperkuat filosofi bahwa setiap suara diperhitungkan, Biden unggul tipis atas Trump di Georgia dengan selisih kurang dari 12.000 suara dan mempertahankan keunggulan atas Arizona dengan selisih lebih dari 10.000 suara.
Menurut CNN, kunci kemenangan Harris adalah dengan mempertahankan kemenangan Biden pada 2020 di luar enam negara bagian yang menjadi penentu dan menguasai Wisconsin dan Michigan, menang di Pennsylvania, dan memperoleh satu suara elektoral dari tempat lain di mana pun.
Di sisi lain, jika Trump menang di Georgia dan Pennsylvania serta di North Carolina -- negara bagian yang dimenangkannya pada 2020 tetapi sekarang dianggap sebagai negara bagian perebutan suara pada 2024 -- mantan presiden tersebut akan memiliki cukup suara elektoral untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih, terlepas dari apa yang terjadi di Arizona, Michigan, Nevada, dan Wisconsin.
Saat Harris dan Trump mulai berkampanye di negara-negara bagian yang menjadi penentu, mereka harus membahas topik-topik yang dianggap paling penting oleh warga Amerika.
Menurut jajak pendapat, 39 persen pemilih mengatakan ekonomi adalah isu utama mereka, sementara 25 persen mengatakan melindungi demokrasi adalah topik penting berikutnya.
Aborsi dan imigrasi juga merupakan isu-isu utama yang ingin dibahas oleh para kandidat.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Artikel - Ketika "calon berkualitas" gagal dalam sejarah Pilpres AS
Baca juga: Biden dan Trump saling menyerang pada debat pertama Pilpres AS 2024
Baca juga: Artikel - Pencalonan Joe Biden dan kinerja para pemimpin lansia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harris dan Trump bersaing ketat di negara-negara bagian penentu