Kupang (ANTARA) - Kepolisian Resor Flores Timur, Polda Nusa Tenggara Timur menyerahkan bantuan sembako kepada 177 jiwa di Desa Bugalima Kecamatan Adonara Barat, usai terjadi konflik antar desa Bugalima dan Ile Pati pada Senin (21/10) lalu yang menimbulkan korban jiwa.
Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra Sandita dihubungi dari Kupang, Rabu, (23/10) mengatakan bahwa ada 51 kepala keluarga (KK) yang menerima bantuan sembako tersebut.
“Bantuan yang diberikan itu tidak hanya untuk warga satu desa tetapi dua desa yang yang berkonflik yang menjadi korban dari konflik yang terjadi,” katanya.
Saat tiba dia menyampaikan permohonan maaf karena sejumlah warga tersebut menunggu lama. Dia mengaku keterlambatannya ke desa tersebut karena saat perjalanan dari ke Larantuka Ibu Kota Flores Timur, kendaraan yang ditumpangi mengalami kebocoran ban.
Selain itu, Kapolres juga meminta maaf atas keterlambatannya akibat urusan kedinasan di Kupang bersama Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.
Kapolres menegaskan bahwa perjalanannya selama tujuh jam untuk mencapai lokasi adalah bagian dari komitmennya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak konflik.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Flores Timur mengingatkan warga Desa Bugalima agar tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk menghindari bentrok lanjutan.
"Proses hukum sedang kami tangani. Kapolda NTT sudah memerintahkan agar para pelaku penyerangan dan pembakaran rumah segera diproses. Setiap tindakan pasti ada konsekuensinya," tegasnya.
Baca juga: Polisi bilang situasi keamanan terkini di Adonara kondusif
Dia berharap agar bantuan sembako yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban para korban sekaligus memberikan dukungan moral di masa sulit ini.
Baca juga: Pj Gubenur selesaikan konflik antar desa di Adonara
Kapolres juga memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi di lapangan, berkoordinasi dengan instansi terkait, serta mengambil langkah-langkah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra Sandita dihubungi dari Kupang, Rabu, (23/10) mengatakan bahwa ada 51 kepala keluarga (KK) yang menerima bantuan sembako tersebut.
“Bantuan yang diberikan itu tidak hanya untuk warga satu desa tetapi dua desa yang yang berkonflik yang menjadi korban dari konflik yang terjadi,” katanya.
Saat tiba dia menyampaikan permohonan maaf karena sejumlah warga tersebut menunggu lama. Dia mengaku keterlambatannya ke desa tersebut karena saat perjalanan dari ke Larantuka Ibu Kota Flores Timur, kendaraan yang ditumpangi mengalami kebocoran ban.
Selain itu, Kapolres juga meminta maaf atas keterlambatannya akibat urusan kedinasan di Kupang bersama Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.
Kapolres menegaskan bahwa perjalanannya selama tujuh jam untuk mencapai lokasi adalah bagian dari komitmennya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak konflik.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Flores Timur mengingatkan warga Desa Bugalima agar tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk menghindari bentrok lanjutan.
"Proses hukum sedang kami tangani. Kapolda NTT sudah memerintahkan agar para pelaku penyerangan dan pembakaran rumah segera diproses. Setiap tindakan pasti ada konsekuensinya," tegasnya.
Baca juga: Polisi bilang situasi keamanan terkini di Adonara kondusif
Dia berharap agar bantuan sembako yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban para korban sekaligus memberikan dukungan moral di masa sulit ini.
Baca juga: Pj Gubenur selesaikan konflik antar desa di Adonara
Kapolres juga memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi di lapangan, berkoordinasi dengan instansi terkait, serta mengambil langkah-langkah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.