Kupang (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas II TPI atambua di Kabupaten Belu mendeportasi seorang WNA asal Timor Leste berinisial DD yang melanggar aturan keimigrasian di Indonesia.
Kakanim Atambua Indra Maulana Dimyati dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (5/11) mengatakan bahwa DD dideportasi akibat tinggal di Indonesia lebih dari batas waktu yang diperbolehkan.
“DD diketahui sudah overstaying selama 112 hari,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa DD masuk ke Indonesia melalui PLBN Mota Ain secara resmi. Dia ke Indonesia untuk kuliah mengambil S2 di Undana Kupang.
Pada awalnya setelah overstaying selama 112 hari, DD kemudian diberikan keringanan dengan diberikan visa exemption selama 30 hari.
Tetapi tetap saja DD tidak kembali ke Timor Leste sesuai dengan waktu yang ditetapkan, sehingga DD dinyatakan telah melanggar aturan dan tidak beritikad baik sehingga harus dideportasi.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi di Motamasin, di Kabupaten Malaka, terungkap bahwa biasa overstay DD yang harus dibayar mencapai Rp112 juta.
Dia menjelaskan bahwa setelah proses penandatangan berkas pemulangan dan serah terima dengan Imigrasi Salele,
Imigrasi Kelas II TPI Atambua menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan keimigrasian demi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Indonesia.
“Proses pendeportasian ini berlangsung tanpa kendala berarti, berkat dukungan dan koordinasi yang baik antara petugas di lapangan,” ujar dia.
Baca juga: Imigrasi Atambua bentuk Timpora di Perbatasan RI - Timor Leste
Baca juga: Imigrasi Atambua sisir perbatasan RI-RDTL dalam operasi Jagratara III
Baca juga: Silmy : Petugas butuh senjata api karena risiko kerja yang tinggi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Imigrasi Atambua deportasi WNA Timor Leste langgar aturan Imigrasi
Kakanim Atambua Indra Maulana Dimyati dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (5/11) mengatakan bahwa DD dideportasi akibat tinggal di Indonesia lebih dari batas waktu yang diperbolehkan.
“DD diketahui sudah overstaying selama 112 hari,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa DD masuk ke Indonesia melalui PLBN Mota Ain secara resmi. Dia ke Indonesia untuk kuliah mengambil S2 di Undana Kupang.
Pada awalnya setelah overstaying selama 112 hari, DD kemudian diberikan keringanan dengan diberikan visa exemption selama 30 hari.
Tetapi tetap saja DD tidak kembali ke Timor Leste sesuai dengan waktu yang ditetapkan, sehingga DD dinyatakan telah melanggar aturan dan tidak beritikad baik sehingga harus dideportasi.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Imigrasi di Motamasin, di Kabupaten Malaka, terungkap bahwa biasa overstay DD yang harus dibayar mencapai Rp112 juta.
Dia menjelaskan bahwa setelah proses penandatangan berkas pemulangan dan serah terima dengan Imigrasi Salele,
Imigrasi Kelas II TPI Atambua menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan keimigrasian demi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Indonesia.
“Proses pendeportasian ini berlangsung tanpa kendala berarti, berkat dukungan dan koordinasi yang baik antara petugas di lapangan,” ujar dia.
Baca juga: Imigrasi Atambua bentuk Timpora di Perbatasan RI - Timor Leste
Baca juga: Imigrasi Atambua sisir perbatasan RI-RDTL dalam operasi Jagratara III
Baca juga: Silmy : Petugas butuh senjata api karena risiko kerja yang tinggi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Imigrasi Atambua deportasi WNA Timor Leste langgar aturan Imigrasi