Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta semua pihak mulai dari pemerintah hingga seluruh lapisan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan dinamika iklim dan cuaca demi menunjang arah kebijakan ataupun aktivitas sehari-hari.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran daring yang diikuti di Jakarta, Rabu, (6/11) mengatakan bahwa meski secara umum sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan akan diguyur hujan kategori normal hingga sepanjang tahun 2025 tapi kondisi tersebut sewaktu-waktu dapat berubah dengan sifat yang sementara.

Hal ini dikarenakan, kata dia, ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi iklim dan cuaca di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dan diapit Samudera Hindia-Pasifik.

Adapun di antaranya seperti gelombang atmosfer Madden-Julian Oscilliation (MJO) yang bergerak di sepanjang khatulistiwa dan mempengaruhi curah hujan, konvergensi angin, tekanan udara lokal, suhu permukaan laut Indian Ocean Dipole (IOD) dan siklon tropis.“Penting untuk sebagai acuan arah kebijakan pengambilan keputusan hingga upaya mitigasi bencana, dan juga menjaga potensi pertanian perkebunan,” kata dia.
 

Dinamika kondisi iklim dan cuaca tersebut dapat diakses masyarakat melalui berbagai kanal informasi yang disediakan oleh BMKG, mulai dari aplikasi daring infobmkg, media sosial infobmkg, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat di daerah masing-masing.

Dwikorita memastikan layanan informasi cuaca dan iklim tersebut disajikan secara faktual dengan tingkat akurasi yang tinggi hasil analisa data oleh tim ahli BMKG untuk prakiraan kurun waktu tiga jam ke depan, tiga harian, dasarian, bulanan hingga tahunan.

BMKG mengklasifikasikan terdapat 67 persen wilayah Indonesia yang berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm/tahun pada 2025. Wilayah tersebut meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung bagian utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, sebagian Bali, sebagian kecil NTT, Kepulauan Maluku dan Papua.

Kemudian sekitar 15 persen wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami curah hujan tahunan di atas normal. Beberapa di antaranya adalah sebagian kecil Aceh, Riau, Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian kecil Sulawesi tenggara, sebagian kecil NTT, Sebagian kecil kepulauan Maluku dan sebagian Papua bagian tengah.

BMKG juga memetakan sebanyak satu persen wilayah Indonesia yang diprediksi mengalami hujan di bawah normal antara lain; Sumatera Selatan bagian barat, NTB, Maluku Utara, papua barat utara. Meski sebagian kecil tapi harus tetap waspadai kondisi hari tanpa hujan yang berkepanjangan terutama Bali, NTB dan NTT.

Dalam hal ini, BMKG mendorong semua pihak dapat memanfaatkan curah hujan ini dengan baik untuk mengisi waduk, bendungan, irigasi, dan embung demi menjamin ketahanan air dan energi persiapan musim kering atau hari tanpa hujan yang dapat memicu bencana kekeringan - kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diperkirakan berlangsung pada medio Mei-Juli 2025.
 

Baca juga: Opini - Transisi energi berkeadilan dalam perspektif spiritualitas keagamaan

Baca juga: Save the Children peringatkan efek domino krisis iklim pada anak
Baca juga: Kementan sebut tiga program jaga ketahanan pangan saat perubahan iklim





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG minta semua pihak pantau perkembangan iklim dan cuaca

Pewarta : M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024