Jakarta (ANTARA) - Tidak ada jalan mudah menuju pentas tertinggi dan terakbar dunia. Dan itu pula yang akan dilalui Indonesia dalam mengejar target bermain pada Piala Dunia U-20 2025 di Chile dengan menjadi empat tim terbaik dalam Piala Asia U-20 2025 di China.

Di Grup C, Garuda Nusantara ditunggu oleh Uzbekistan, Iran, dan Yaman. Ini kali kedua Indonesia satu grup dengan Uzbekistan, negara berperingkat 58 dunia, setelah edisi 2023 ketika mereka menjadi tuan rumah dan lalu menjuarainya.

Saat itu, Indonesia yang masih dilatih Shin Tae-yong gugur dini pada babak grup karena menempati posisi ketiga Grup A. Laga melawan Uzbekistan yang diperkuat pemain yang kini membela Manchester City, Abdukodir Khusanov, berakhir imbang 0-0.

Ujian Indonesia tak datang dari Uzbekistan saja, melainkan juga dari Iran yang sudah lama menjadi raksasa Asia. Dalam Piala Asia U-20, tim berperingkat 18 dunia itu adalah tim tersukses kelima dengan empat kali menjuarai Piala Asia U-20 pada 1973, 1974, 1975, dan 1976. Dalam edisi 2023, Iran hanya mencapai perempat final setelah tunduk kepada Irak, yang lalu dikalahkan Uzbekistan dalam partai puncak.

Seperti Uzbekistan dan Iran, Indonesia juga pernah menjuarai turnamen ini, yang terjadi 64 tahun lalu di Thailand. Garuda Nusantara juga pernah menjadi finalis pada 1967 dan 1970, serta finsi tempat ketiga pada 1962.

Sementara Yaman yang berperingkat 158 adalah lawan yang mungkin tak sesulit Uzbekistan dan Iran. Yaman menjadi tim yang sudah dianalisis pelatih timnas U-20 Indonesia Indra Sjafri karena bertemu pada babak kualifikasi yang dimainkan di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, September lalu.

Target Indra adalah mengejar posisi dua besar babak grup untuk melaju ke perempat final. Walaupun lawan-lawannya tidak mudah, dia menekankan kepada pemainnya untuk berani dan tidak ciut sebelum bermain.

"Dan yang penting saya sampaikan kepada para pemain, tidak ada tim yang dianggap lebih kuat, tidak ada tim yang dianggap lebih lemah. Semuanya, tiga pertandingan itu sangat penting," tandas pelatih berusia 62 tahun itu, kepada wartawan saat memimpin latihan tim di Stadion Madya pada Rabu (5/2).

Keberanian ini diperlihatkan Indra dalam sesi latihan itu. Pada latihan terbuka untuk awak media yang dihelat sore hari tersebut, 23 pemain yang dipilihnya untuk Piala Asia U-20 dibagi menjadi dua tim dan diadu dalam sebuah internal game di lapangan kecil dengan ruang yang sempit.

Dua tim ini saling beradu dengan tantangan hanya boleh menyentuh bola sebanyak dua kali. Dengan dua kali sentuhan, para pemain dituntut untuk berpikir cepat mengalirkan bola. 

Dalam latihan ini, scanning para pemain diasah untuk secara aktif melihat sekeliling mereka sebelum menerima bola, guna memahami posisi rekan setim, lawan, dan ruang yang tersedia.

Harapannya, dengan latihan ini, mereka semakin cepat mengambil keputusan saat bermain, baik kapan saat yang tepat untuk mendribel bola dan kapan saat yang tepat dalam mengoper bola.

Dengan scanning yang bagus, hal ini akan membuat mereka selalu selangkah lebih maju dalam permainan. Dalam konteks Piala Asia U-20, latihan ini akan menjadi modal berharga bagi Kadek Arel dan kawan-kawan, dalam  menandingi tim-tim terbaik Asia yang memainkan sepak bola modern.

Bidik langsung menang

Berkaca pada pengalamannya dalam dua edisi sebelumnya yang masih bernama Kejuaraan Asia U-19, Indra Sjafri menekankan pentingnya kemenangan pada pertandingan Piala Asia U-20 2025 di China yang dimainkan dari 12 Februari sampai 1 Maret nanti.

Kemenangan pertama dalam sebuah turnamen besar sifatnya sangat penting karena akan berdampak besar kepada tim sepanjang turnamen, seperti menambah kepercayaan diri dan mengurangi tekanan atau beban.

Sebuah tim yang meraih kemenangan dalam laga pertama biasanya mendapatkan momentum untuk melaju sejauh mungkin dalam sebuah turnamen. Momentum positif ini sangat dibutuhkan Garuda Nusantara agar dapat menembus Piala Dunia U-20 kedua kalinya setelah 1979 yang dulu bernama Kejuaraan Dunia Remaja.

Pengalaman yang disebut Indra adalah pengalamannya dalam Kejuaraan Asia U-19 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Ketika itu, Indonesia mengawali pertandingan dengan kemenangan 3-1 atas China Taipei.

Momentum ini berlanjut pada laga kedua melawan Qatar. Walaupun kalah 5-6, mereka hampir menyamakan kedudukan dengan cara luar biasa dari tertinggal 1-6, dengan mencetak empat gol dalam kurun 15 menit.

Pada laga terakhirnya, Indonesia menaklukkan Uni Emirat Arab 1-0. Indonesia lolos ke perempat final, namun menyerah 0-2 kepada  Jepang.

Laga pertama Indonesia dalam Piala Asia U-20 adalah melawan Iran. Pertandingan ini dimainkan Kamis (13/2) di Stadion Pusat Pelatihan Sepak Bola Pemuda Shenzhen. Pada Jumat pekan ini, persiapan menghadapi Iran dalam laga pembuka sudah mulai dipersiapkan oleh Indra. 

Salah satu hal yang dipersiapkan oleh pelatih yang mempersembahkan gelar Piala AFF U-23, medali emas SEA Games, dan dua kali juara Piala AFF U-19 itu adalah memilih  sebelas pemain terbaiknya.

Dalam latihan Rabu (5/2), pasukan Garuda Nusantara berlatih menggunakan formasi 4-3-3 dengan satu pemain "nomor 6" atau gelandang bertahan. Tim yang kemungkinan mengisi starting eleven mengenakan rompi biru. Para pemain dengan rompi biru terlihat memeragakan simulasi build-up dan juga taktik memanfaatkan ruang kosong di barisan pertahanan lawan.

Untuk empat bek belakang, ada Kadek Arel dan Iqbal Gwijangge sebagai bek tengah, serta Alfharezzi Buffon dan Dony Tri Pamungkas sebagai bek kanan dan bek kiri.

Tiga pemain yang mengisi posisi tengah adalah Toni Firmansyah, Welber Jardim, dan Achmad Zidan sebagai gelandang bertahan. Sementara tiga pemain depan diisi oleh Muhammad Ragil di kiri, Jehan Pahlevi di kanan, dan Jens Raven sebagai ujung tombak.

Kepada wartawan, Buffon mengungkapkan timnya sudah mulai berlatih dalam skema empat bek sejak laga terakhir pada  Mandiri U-20 Challenge Series melawan India di Sidoarjo.

Dalam formasi itu, Buffon bermain lebih melebar sebagai bek kanan. Peran ini berbeda dari yang dimainkannya dalam ASEAN Boys U-19 Championship dan kualifikasi Piala Asia U-20 ketika dia menjadi bek tengah yang beroperasi di sisi kanan.

Meski posisinya lebih melebar dan mengharuskannya lebih banyak berlari, Buffon menyatakan tetap nyaman. Menit bermainnya di Borneo FC turut membantunya untuk cepat beradaptasi dalam berbagai posisi di belakang.


23 pemain terbaik

Dari turnamen internasional Mandiri U-20 Challenge Series 2025 di Sidoarjo, mengerucutlah  23 pemain terbaik yang mewakili Indonesia dalam Piala Asia U-20 2025.

Indra memanfaatkan betul turnamen ini untuk mengetahui kualitas 28 pemain yang dibawanya untuk turnamen tersebut. Dari 28 pemain, hanya kiper Fitrah Maulana dari Persib Bandung yang tidak diturunkan. Sisanya, Indra mengetahui dengan detail kelebihan dan kekurangan pemain-pemainnya.

Setelah melakoni tiga laga melawan Yordania, Suriah, dan India, Indra dan tim memutuskan mencoret Meshaal Hamzah (Nakhonpathom United), Tirie Adriano (Waanal Brothers), Gala Pagamo (Semen Padang), Arkhan Kaka (Persis), dan Riski Afrisal (Madura United) karena tidak memenuhi kriterianya.

Meshaal dan Riski menjadi dua nama yang mengejutkan karena keduanya masuk skuad penting Indonesia saat menjuarai ASEAN Boys U-19 Championship. Ketika ditanya alasannya mencoret dua pemain itu, Indra mengatakan kedua pemain itu tidak mendapatkan izin dari klubnya.

Sebagai gantinya pemain-pemain lama yang dicoret, tiga baru muncul dalam skuad Garuda Nusantara. Ketiganya adalah Fava Shefa Rustanto dari PSPS, Evandra Florasta dari Bhayangkara FC, dan Aulia Rahman dari PSIS.

Evandra menjadi anak bungsu dalam skuad Garuda Nusantara karena masih berusia  16 tahun. Pemain Bhayangkara itu adalah satu-satunya pemain yang promosi dari timnas U-17 Indonesia asuhan Nova Arianto.

Keberhasilan ketiga debutan itu menyingkirkan pemain-pemain lama, kata Indra, adalah wujud pembinaan usia muda pada level klub di Indonesia membaik.

Bagi Evandra, ini adalah kesempatan emas baginya guna menunjukkan bakat yang dia punya. Pemain asal Malang itu optimistis mendapatkan menit bermain dalam Piala Asia U-20, kendati harus bersaing dengan pemain-pemain yang lebih senior darinya.

"Saya optimistis, meskipun itu beberapa menit saya akan berusaha semaksimal mungkin dan saya akan mengambil banyak pelajaran di tim," kata pemain kelahiran 2008 tersebut.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jalan terjal Indonesia dalam Piala Asia U-20 2025


Pewarta : Zaro Ezza Syachniar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025