Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Timur Bruno Kupok mengatakan, sejauh ini sudah ada tiga TKI asal daerah itu yang dilaporkan menjadi korban dalam musibah tenggelamnya kapal di Johor Bharu, Malaysia.

"Dari informasi yang kami himpun, sampai Sabtu (28/1), sudah ada tiga orang yang menjadi korban, tetapi baru satu orang yang sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia. Dua lainnya belum ada kabar," kata Bruno Kupok kepada Antara di Kupang, Sabtu.

Dia mengatakan, korban yang sudah ditemukan adalah Maria Yuliana Reku, asal Kabupaten Ende Flores. "Suami korban ada di Malaysia dan sudah mendatangi rumah sakit setempat untuk melihat langsung korban," ungkapnya.

Sementara dua korban lainnya yakni Marlinda Sere dari Kabupaten Ende dan satu lagi dari Kabupaten Belu bernama Lambertus Luan belum ditemukan.

"Keluarga maupun pemerintah tentu sangat berharap bahwa, mereka bisa ditemukan dalam keadaan selamat," ucap Bruno Kupok.

Dia mengatakan, terus melakukan koordinasi dengan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), untuk mendapatkan laporan tentang jumlah TKI asal NTT yang berada dalam kapal tersebut.

"Kita belum mengetahui persis, berapa TKI asal NTT yang berada dalam kapal naas itu, tetapi kami terus berkoordinasi dengan BP3TKI untuk mengikuti perkembangan pencarian korban," kata Bruno Kupok.

Pada 23 Januari 2017 Pukul 09.17 waktu setempat telah terjadi kecelakaan perahu pembawa calon TKI (panjang lebih kurang 18 kaki) di Tanjung Rhu, Mersing, Johor.

Lokasi kecelakaan 90 km dari Johor Bahru dan perahu diduga dari Batam. Hingga saat ini belasan jenazah sudah ditemukan masyarakat setempat saat terdampar di bibir pantai.

Dua orang ditemukan selamat, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian oleh petugas gabungan setempat.

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024