Kupang (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menilai bahwa potensi garam yang dihasilkan di tambak garam Desa Nunkurus, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi garam industri.
"Garam di sini bagus. Putih. Bisa menjadi garam industri, " kata Jokowi kepada wartawan usai meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (21/8/2019).
Jokowi mengatakan bahwa saat tiba di Nunkurus dirinya sempat ditunjukan perbandingan antara garam dari Madura, Surabaya dan dari Australia dengan garam dari Desa Nunkurus. .
Selain menjadi garam industri, Kepala Negara mengatakan bahwa garam yang ada di Desa Nunkurus ini jika diolah lagi bisa masuk menjadi garam konsumsi. "Tapi ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Di sini (Nunkurus) adalah investasi pertama. Dan di sini baru 10 hektare dari 600 hektare, " ujar Jokowi.
Dari 600 hektare itu, kata Presiden Jokowi, baru akan dikembangkan semuanya pada tahun 2020. Dan untuk NTT sendiri potensi garam yang dapat dikembangkan mencapai 21.000 hektare.
"Kalau dilihat dari 10 hektare itu masih jauh sekali untuk bisa mencapai 21.000, " tambah Jokowi dan mengaku bahwa kedatangannya ke lokasi tambak garam itu juga untuk memastikan program garam di NTT sudah berjalan atau belum.
Baca juga: Presiden tinjau tambak garam di Desa Nunkurus
Baca juga: Presiden Jokowi sedih terhadap usaha pengembangan garam di NTT
"Garam di sini bagus. Putih. Bisa menjadi garam industri, " kata Jokowi kepada wartawan usai meninjau tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (21/8/2019).
Jokowi mengatakan bahwa saat tiba di Nunkurus dirinya sempat ditunjukan perbandingan antara garam dari Madura, Surabaya dan dari Australia dengan garam dari Desa Nunkurus. .
Selain menjadi garam industri, Kepala Negara mengatakan bahwa garam yang ada di Desa Nunkurus ini jika diolah lagi bisa masuk menjadi garam konsumsi. "Tapi ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Di sini (Nunkurus) adalah investasi pertama. Dan di sini baru 10 hektare dari 600 hektare, " ujar Jokowi.
Dari 600 hektare itu, kata Presiden Jokowi, baru akan dikembangkan semuanya pada tahun 2020. Dan untuk NTT sendiri potensi garam yang dapat dikembangkan mencapai 21.000 hektare.
"Kalau dilihat dari 10 hektare itu masih jauh sekali untuk bisa mencapai 21.000, " tambah Jokowi dan mengaku bahwa kedatangannya ke lokasi tambak garam itu juga untuk memastikan program garam di NTT sudah berjalan atau belum.
Baca juga: Presiden tinjau tambak garam di Desa Nunkurus
Baca juga: Presiden Jokowi sedih terhadap usaha pengembangan garam di NTT