Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur terus berupaya meningkatkan pengamanan di lokasi wisata Taman Laut yang ada di Perairan Pantar sebagai destinasi unggulan di daerah tersebut.
"Kami sudah siapkan "speed boat" untuk meningkatkan pengawasan dan para petugas kami juga melakukan patroli secara teratur di kawasan Taman Laut," kata Bupati Alor Amon Djobo saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Patroli perairan tersebut juga didukung pula dengan adanya pos-pos pengamanan yang dibentuk di sekitar lokasi wisata unggulan itu.
Penyediaan "speed boat" tersebut juga untuk memfasilitasi wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat atau menyelam dan menikmati keindahan Taman Laut Alor.
"Wisatawan yang datang tidak secara sembarangan memasuki lokasi Taman Laut karena kami juga waspada dan memastikan agar Taman Laut kita yang indah ini tidak tetap terjaga dengan baik," katanya.
Menurut dia, keindahan Taman Laut Alor terus-menerus diincar wisatawan domestik dan asing. Destinasi unggulan tersebut yang menjadi andalan untuk dipromosikan ke berbagai daerah maupun berbagai negara untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan.
"Taman Laut ini menjadi unggulan karena tidak dimiliki oleh daerah lain di NTT maupun dunia. Para wisatawan dari berbagai negara yang datang untuk menikmatinya juga mengakui keindahan ini," katanya.
Dinas Pariwisata NTT mencatat selama 2016 kunjungan wisawatan ke Alor sebanyak 8.792 orang dengan perincian 7.512 wisatawan domestik dan 1.577 wisawatan mancanegara.
Destinasi wisatawan ke daerah setempat, kata Bupati Amon, masih didominasi lokal.
Untuk itu, guna meningkatkan arus kunjungan wisatawan asing, pihaknya bekerja sama dengan swasta menjual paket wisata unggulan ke berbagai negara.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah juga mempunyai sejumlah "event" pariwisata yang diadakan rutin setiap tahun, seperti Expo Alor yang meliputi Festival Bahari Alor, dan Carnaval Budaya Alor.
Ia mencontohkan puluhan wisawatan dari Darwin, Australia, yang berkunjung ke Alor menggunakan yacht (kapal layar kecil) untuk menghadiri "event" tahunan Expo Alor 2016.
"Semua `event` ini dilakukan rutin dan berbarengan. Pada tahun ini akan diadakan pada bulan Agustus mendatang, sementara untuk promosi taman laut sendiri kami lakukan secara khusus melalui Festival Bahari Alor," katanya.
Selain "event" dari Pemerintah Kabupaten Alor, kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, potensi unggulan Taman Laut Alor juga dipromosikan melalui lomba foto bawah laut yang melibatkan peserta dari berbagai negara, seperti Amerika, Jepang, Australia, dan Jerman.
"Lomba foto bawah laut ini dilakukan setiap tahun secara bergilir di empat kabupaten, yaitu Alor, Lembata, Flores Timur, dan Sikka," katanya.
Pada tahun ini, lanjut dia, akan diadakan di Perairan Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka.
Selain destinasi unggulan taman laut, kata Marius, Alor juga memiliki destinasi wisata alam dan budaya dan religi yang unik, seperti Kampung Adat Takpala, wisata religi Alquran dari kulit kayu yang sudah berusia ratusan tahun, dan kehidupan suku pedalaman dengan puluhan bahasa daerahnya.
"Semua destinasi ini saling mendukung satu dengan lainnya yang membuat Alor menjadi salah satu daerah wisata unggulan di Nusa Tenggara Timur," katanya.
"Kami sudah siapkan "speed boat" untuk meningkatkan pengawasan dan para petugas kami juga melakukan patroli secara teratur di kawasan Taman Laut," kata Bupati Alor Amon Djobo saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Patroli perairan tersebut juga didukung pula dengan adanya pos-pos pengamanan yang dibentuk di sekitar lokasi wisata unggulan itu.
Penyediaan "speed boat" tersebut juga untuk memfasilitasi wisatawan yang datang berkunjung untuk melihat atau menyelam dan menikmati keindahan Taman Laut Alor.
"Wisatawan yang datang tidak secara sembarangan memasuki lokasi Taman Laut karena kami juga waspada dan memastikan agar Taman Laut kita yang indah ini tidak tetap terjaga dengan baik," katanya.
Menurut dia, keindahan Taman Laut Alor terus-menerus diincar wisatawan domestik dan asing. Destinasi unggulan tersebut yang menjadi andalan untuk dipromosikan ke berbagai daerah maupun berbagai negara untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan.
"Taman Laut ini menjadi unggulan karena tidak dimiliki oleh daerah lain di NTT maupun dunia. Para wisatawan dari berbagai negara yang datang untuk menikmatinya juga mengakui keindahan ini," katanya.
Dinas Pariwisata NTT mencatat selama 2016 kunjungan wisawatan ke Alor sebanyak 8.792 orang dengan perincian 7.512 wisatawan domestik dan 1.577 wisawatan mancanegara.
Destinasi wisatawan ke daerah setempat, kata Bupati Amon, masih didominasi lokal.
Untuk itu, guna meningkatkan arus kunjungan wisatawan asing, pihaknya bekerja sama dengan swasta menjual paket wisata unggulan ke berbagai negara.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah juga mempunyai sejumlah "event" pariwisata yang diadakan rutin setiap tahun, seperti Expo Alor yang meliputi Festival Bahari Alor, dan Carnaval Budaya Alor.
Ia mencontohkan puluhan wisawatan dari Darwin, Australia, yang berkunjung ke Alor menggunakan yacht (kapal layar kecil) untuk menghadiri "event" tahunan Expo Alor 2016.
"Semua `event` ini dilakukan rutin dan berbarengan. Pada tahun ini akan diadakan pada bulan Agustus mendatang, sementara untuk promosi taman laut sendiri kami lakukan secara khusus melalui Festival Bahari Alor," katanya.
Selain "event" dari Pemerintah Kabupaten Alor, kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, potensi unggulan Taman Laut Alor juga dipromosikan melalui lomba foto bawah laut yang melibatkan peserta dari berbagai negara, seperti Amerika, Jepang, Australia, dan Jerman.
"Lomba foto bawah laut ini dilakukan setiap tahun secara bergilir di empat kabupaten, yaitu Alor, Lembata, Flores Timur, dan Sikka," katanya.
Pada tahun ini, lanjut dia, akan diadakan di Perairan Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka.
Selain destinasi unggulan taman laut, kata Marius, Alor juga memiliki destinasi wisata alam dan budaya dan religi yang unik, seperti Kampung Adat Takpala, wisata religi Alquran dari kulit kayu yang sudah berusia ratusan tahun, dan kehidupan suku pedalaman dengan puluhan bahasa daerahnya.
"Semua destinasi ini saling mendukung satu dengan lainnya yang membuat Alor menjadi salah satu daerah wisata unggulan di Nusa Tenggara Timur," katanya.