Kupang (ANTARA) - Pengamat Pertanian dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Ir Zet Malelak menilai Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor B Laiskodat gagal menjadi pemimpin di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
"Sudah setahun lebih Viktor Laiskodat pimpin NTT sebagai gubernur, namun semua program kerjanya, saya nilai tidak berjalan. Disini, saya menilai Viktor Laiskodat gagal memimpin NTT," kata Zet Malelak dalam percakapannya dengan ANTARA di Kupang, Selasa (3/12).
Malelak menambahkan "Saya melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat ini, sama sekali gagal".
"Dan baru kali ini, Nusa Tenggara Timur dipimpin oleh pemimpin yang hanya bisa berwacana saja," katanya menegaskan.
Hal ini disampaikan Malelak ketika diminta tanggapannya terkait realisasi program kerja dari gubernur dan wakil gubernur NTT selama setahun memimpin NTT.
Menurut dosen pertanian itu, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tidak memiliki visi dan misi atau perencanaan yang pas untuk membangun NTT.
Baca juga: Kata pengamat, Gubernur NTT belum fokus laksanakan program kerja
"Selama setahun lebih memimpin NTT, program-program kerja yang disampaikan kepada masyarakat hanyalah wacana belaka, tidak ada yang rill," ujarnya.
"Di sektor pertanian, misalnya, apa yang dilakukan oleh Gubernur Laiskodat. Tidak ada, sebab apa yang disampaikan selama ini hanya wacana saja," tambahnya.
Menurut Zet Malelak, masih lebih bagus Gubernur NTT periode 2008-2018 Frans Lebu Raya yang memiliki program kerja yang nyata dan jelas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya seperti Desa Mandiri Anggur Merah serta sektor peternakan.
"Walaupun Desa Mandiri Anggur Merah ada kekurangannya, namun hal itu berjalan dan sebagian masyarakat merasakan manfaat dari program tersebut," katanya,
Sementara Gubernur Viktor B Laiskodat, kata Zet Malelak, lebih banyak bicaranya tanpa memiliki program kerja yang nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Dia gagal memimpin NTT," katanya menegaskan.
Baca juga: Gubernur NTT dinilai putus asa tangani masalah pekerja migran
Ia menduga staf-stafnya atau para pemikir yang digunakan jasanya oleh Gubernur Viktor Laiskodat selama ini, tidak bekerja dengan benar, sehingga program-program yang disampaikan tidak diolah dengan baik sebagai sebuah program kerja untuk kepentingan rakyat.
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Belum fokus
Nada yang sama juga disampaikan oleh pengamat politik dari FISIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Lasarus Jehamat.
Ia menilai pemerintah NTT belum fokus melaksanakan program kerja pembangunan setelah satu tahun kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef A Nae Soi.
"Belum terlihat ada perubahan yang signifikan terhadap pembangunan NTT dalam satu tahun kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur NTT. Rencana pinjaman dana dari China untuk pembangunan jalan provinsi juga masih sebatas narasi," tutur Lasarus Jehamat.
Selain itu, kata dia, pemerintah provinsi lebih banyak membuat narasi tanpa ada aksi sehingga berbagai program pembangunan yang telah direncanakan tidak terealisasikan secara baik.
"Rencana pinjaman dana Rp1 triliun dari pihak pemerintah China hanya sebatas narasi tanpa aksi sehingga pelaksanaan pembangunan daerah ini juga menjadi tidak optimal," katanya menegaskan.
Kini, pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat mewacanakan lagi meminjam uang di Bank NTT sebesar Rp900 miliar untuk pembangunan infrastruktur di daerah ini.
"Kalau seorang pemimpin daerah hanya bisa omong-omong seperti ini, apa yang bisa kita harapkan untuk kemajuan daerah ini ke depan," demikian Lasarus Jehamat.
Pengamat Politik dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Lasarus Jehamat. (ANTARA FOTO/Benny Jahang)
Baca juga: PMKRI kecam pernyataan Gubernur NTT soal pekerja migran
Baca juga: Kata Gubernur Laiskodat, wisatawan miskin dilarang masuk NTT
"Sudah setahun lebih Viktor Laiskodat pimpin NTT sebagai gubernur, namun semua program kerjanya, saya nilai tidak berjalan. Disini, saya menilai Viktor Laiskodat gagal memimpin NTT," kata Zet Malelak dalam percakapannya dengan ANTARA di Kupang, Selasa (3/12).
Malelak menambahkan "Saya melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat saat ini, sama sekali gagal".
"Dan baru kali ini, Nusa Tenggara Timur dipimpin oleh pemimpin yang hanya bisa berwacana saja," katanya menegaskan.
Hal ini disampaikan Malelak ketika diminta tanggapannya terkait realisasi program kerja dari gubernur dan wakil gubernur NTT selama setahun memimpin NTT.
Menurut dosen pertanian itu, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tidak memiliki visi dan misi atau perencanaan yang pas untuk membangun NTT.
Baca juga: Kata pengamat, Gubernur NTT belum fokus laksanakan program kerja
"Selama setahun lebih memimpin NTT, program-program kerja yang disampaikan kepada masyarakat hanyalah wacana belaka, tidak ada yang rill," ujarnya.
"Di sektor pertanian, misalnya, apa yang dilakukan oleh Gubernur Laiskodat. Tidak ada, sebab apa yang disampaikan selama ini hanya wacana saja," tambahnya.
Menurut Zet Malelak, masih lebih bagus Gubernur NTT periode 2008-2018 Frans Lebu Raya yang memiliki program kerja yang nyata dan jelas dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya seperti Desa Mandiri Anggur Merah serta sektor peternakan.
"Walaupun Desa Mandiri Anggur Merah ada kekurangannya, namun hal itu berjalan dan sebagian masyarakat merasakan manfaat dari program tersebut," katanya,
Sementara Gubernur Viktor B Laiskodat, kata Zet Malelak, lebih banyak bicaranya tanpa memiliki program kerja yang nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Dia gagal memimpin NTT," katanya menegaskan.
Baca juga: Gubernur NTT dinilai putus asa tangani masalah pekerja migran
Ia menduga staf-stafnya atau para pemikir yang digunakan jasanya oleh Gubernur Viktor Laiskodat selama ini, tidak bekerja dengan benar, sehingga program-program yang disampaikan tidak diolah dengan baik sebagai sebuah program kerja untuk kepentingan rakyat.
Nada yang sama juga disampaikan oleh pengamat politik dari FISIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Lasarus Jehamat.
Ia menilai pemerintah NTT belum fokus melaksanakan program kerja pembangunan setelah satu tahun kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Wakilnya Josef A Nae Soi.
"Belum terlihat ada perubahan yang signifikan terhadap pembangunan NTT dalam satu tahun kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur NTT. Rencana pinjaman dana dari China untuk pembangunan jalan provinsi juga masih sebatas narasi," tutur Lasarus Jehamat.
Selain itu, kata dia, pemerintah provinsi lebih banyak membuat narasi tanpa ada aksi sehingga berbagai program pembangunan yang telah direncanakan tidak terealisasikan secara baik.
"Rencana pinjaman dana Rp1 triliun dari pihak pemerintah China hanya sebatas narasi tanpa aksi sehingga pelaksanaan pembangunan daerah ini juga menjadi tidak optimal," katanya menegaskan.
Kini, pemerintahan Gubernur Viktor Laiskodat mewacanakan lagi meminjam uang di Bank NTT sebesar Rp900 miliar untuk pembangunan infrastruktur di daerah ini.
"Kalau seorang pemimpin daerah hanya bisa omong-omong seperti ini, apa yang bisa kita harapkan untuk kemajuan daerah ini ke depan," demikian Lasarus Jehamat.
Baca juga: Kata Gubernur Laiskodat, wisatawan miskin dilarang masuk NTT