Kupang (ANTARA) - Komisi V DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta semua operator pelayaran di wilayah itu, untuk tetap mengutamakan keselamatan dalam pelayaran.
"Komisi V telah mengingatkan pihak terkait, agar tetap waspada terhadap kemungkinan perubahan cuaca ekstrem, dan pentingnya mengutamakan keselamatan pelayaran," kata Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa, di Kupang, Kamis (23/1).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan musibah tenggelamnya kapal yang mengangkut rombongan wartawan istana di Labuan Bajo beberapa hari lalu.
Menurut dia, mengingat Labuan Bajo merupakan daerah wisata andalan, maka semua aktivitas perairan mesti menggunakan pandu cuaca yang dirilis BMKG atau peringatan dini seperti yang dilakukan pusat pengendali operasi (Pusdalops) NTT.
"Sama juga saran kami kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas 1 A Kupang (SAR), agar sigap dalam melakukan upaya penyelamatan manakala terjadi bencana," kata mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini.
Kapal phinisi wisata yang terbalik dihantam ombak besar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (ANTARANews.com/Bayu Prasetyo)
KM Plataran Phinisi, sebuah kapal kecil yang hanya mengangkut delapan orang penumpang itu tenggelam di antara Pulau Bidadari dan Waececu di Manggarai Barat, Pulau Flores bagian barat, akibat dihantam gelombang besar.
KM Plataran Phinisi membawa enam orang wartawan yang biasa meliput di Istana Negara. Para wartawan berada di Labuan Bajo untuk meliput kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Keenam wartawan tersebut selamat, namun sejumlah peralatan untuk meliput hilang, saat kapal tersebut tenggelam di antara dua pulau cantik di tepian Labuan Bajo itu.
Yunus Takandewa mengingatkan operator pelayaran, terutama yang beroperasi mengangkut wisatawan agar lebih waspada dan selalu mengikuti perkembangan cuaca sebelum berlayar.
"Musibah di daerah wisata seperti Labuan Bajo, bisa merugikan pariwisata NTT," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT ini.
Presiden Joko Widodo menaiki langsung kapal pinisi di pantai Labuan Bajo untuk menikmati matahari tenggelam pada Minggu (19/1) (Agus Suparto)
"Komisi V telah mengingatkan pihak terkait, agar tetap waspada terhadap kemungkinan perubahan cuaca ekstrem, dan pentingnya mengutamakan keselamatan pelayaran," kata Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa, di Kupang, Kamis (23/1).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan musibah tenggelamnya kapal yang mengangkut rombongan wartawan istana di Labuan Bajo beberapa hari lalu.
Menurut dia, mengingat Labuan Bajo merupakan daerah wisata andalan, maka semua aktivitas perairan mesti menggunakan pandu cuaca yang dirilis BMKG atau peringatan dini seperti yang dilakukan pusat pengendali operasi (Pusdalops) NTT.
"Sama juga saran kami kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas 1 A Kupang (SAR), agar sigap dalam melakukan upaya penyelamatan manakala terjadi bencana," kata mantan Wakil Ketua DPRD NTT ini.
KM Plataran Phinisi membawa enam orang wartawan yang biasa meliput di Istana Negara. Para wartawan berada di Labuan Bajo untuk meliput kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Keenam wartawan tersebut selamat, namun sejumlah peralatan untuk meliput hilang, saat kapal tersebut tenggelam di antara dua pulau cantik di tepian Labuan Bajo itu.
Yunus Takandewa mengingatkan operator pelayaran, terutama yang beroperasi mengangkut wisatawan agar lebih waspada dan selalu mengikuti perkembangan cuaca sebelum berlayar.
"Musibah di daerah wisata seperti Labuan Bajo, bisa merugikan pariwisata NTT," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD NTT ini.