Kupang (ANTARA) - Sebagian besar wilayah di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan dilanda bencana kekeringan akibat minimnya curah hujan pada musim hujan 2019/2020 ini.

"Saya melaporkan bahwa Sabu Raijua masih dalam kondisi kekeringan panjang, karena curah hujan sangat minim," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sabu Raijua, Ndu Ufi, Jumat (31/1).

Dia mengemukakan hal itu, melalui telepon genggam dari Sabu Raijua, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah desa di wilayah pulau terdepan Nusantara itu untuk melihat dari dekat kondisi pertanian warga.

Menurut dia, hujan memang sudah merata di wilayah Sabu Raijua, tetapi hanya berlangsung beberapa hari saja, dan setelah itu sudah tidak hujan lagi.
  Kekeringan melanda Kelabba Maja, obyek wisata yang fenomenal dan fantastis dari Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/HO-Dok)
"Wilayah Sabu punya struktur tanah agak berbeda. Kalau hujan selama satu hari dan tidak hujan berturut-turut tiga sampai empat hari, tanah sudah sangat kering dan tidak bisa ditanami," katanya.

Dia mengatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan untuk segera melakukan pendataan di lapangan.

Pendataan ini untuk memastikan bahwa, daerah mana saja yang sudah ditanami tetapi mengering, dan daerah mana saja yang belum tanam atau kemungkinan ada permasalahan bibit yang dihadapi petani untuk melakukan penanaman kembali.

"Kami baru selesai berkoordinasi dengan dinas pertanian, untuk segera melakukan pendataan, sehingga bisa secepatnya menyiapkan langkah penanganan bersama," katanya.  Kekeringan yang melanda Nusa Tenggara Timur mengakibatkan ternak sapi mengalami kekurangan pakan. (ANTARA FOTO/Benny Jahang)

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024