Kupang (ANTARA) - Puluhan ekor kuda milik para peternak di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mati karena kelaparan.
Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora yang dikonfirmasi Antara dari Kupang melalui telepon genggam, Senin (17/2), juga mengakui bahwa matinya puluhan ekor kuda itu karena ketiadaan pakan.
"Benar, tetapi jumlahnya tidak sampai 100 ekor. Angka persisnya masih dalam proses pendataan berdasarkan bangkai ternak dan laporan petani," kata Gideon Mbilijora.
Menurut dia, Sumba Timur sebagai salah satu lumbung ternak besar di NTT, kewalahan memenuhi pakan ternak pada tahun ini menyusul musim hujan yang tidak menentu.
Sejumlah ternak sapi sedang mengkonsumsi air dari sisa air dekat kolam air mengering di Frei Paulo, Sergipe, timur lau Brazilia, Jumat (11/1/2020). (REUTERS/Lunae Parracho)
Rumput-rumput di padang pengembalaan kering kerontang karena curah hujan pada musim hujan 2019-2020 ini sangat minim.
Menurut dia, untuk sapi dan kerbau, masih bisa bertahan karena bisa mengkonsumsi daun-daun kering, tetapi kuda hanya mengandalkan rumput sehingga banyak yang mati.
Dia mengatakan daerah yang paling banyak ternak kuda yang mati adalah Hambapraing, sebuah desa di timur Pulau Sumba yang terkenal akan populasi ternak kudanya.
Mengenai upaya penanganan, dia mengatakan pemerintah terus mendorong petani untuk fermentasi pakan maupun menanam pakan hijau.
Upaya ini, lanjut dia, perlu dilakukan agar pakan tetapi tersedia, terutama pada saat musim kemarau mengguncang Sumba Timur.
Kekeringan yang melanda Nusa Tenggara Timur mengakibatkan ternak sapi mengalami kekurangan pakan. (ANTARA FOTO/Benny Jahang)
Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora yang dikonfirmasi Antara dari Kupang melalui telepon genggam, Senin (17/2), juga mengakui bahwa matinya puluhan ekor kuda itu karena ketiadaan pakan.
"Benar, tetapi jumlahnya tidak sampai 100 ekor. Angka persisnya masih dalam proses pendataan berdasarkan bangkai ternak dan laporan petani," kata Gideon Mbilijora.
Menurut dia, Sumba Timur sebagai salah satu lumbung ternak besar di NTT, kewalahan memenuhi pakan ternak pada tahun ini menyusul musim hujan yang tidak menentu.
Menurut dia, untuk sapi dan kerbau, masih bisa bertahan karena bisa mengkonsumsi daun-daun kering, tetapi kuda hanya mengandalkan rumput sehingga banyak yang mati.
Dia mengatakan daerah yang paling banyak ternak kuda yang mati adalah Hambapraing, sebuah desa di timur Pulau Sumba yang terkenal akan populasi ternak kudanya.
Mengenai upaya penanganan, dia mengatakan pemerintah terus mendorong petani untuk fermentasi pakan maupun menanam pakan hijau.
Upaya ini, lanjut dia, perlu dilakukan agar pakan tetapi tersedia, terutama pada saat musim kemarau mengguncang Sumba Timur.