Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Flores Timur Anton Wukak Sogen mengemukakan pihaknya terus mengintensifkan pemantauan terhadap serangan hama tikus di ujung timur Pulau Flores itu, karena aksi mereka makin merajalela terhadap tanaman jagung petani.
"Melalui petugas penyuluh di lapangan setiap hari kami terus memantau secara intensif kondisi serangan hama tikus yang berdasarkan laporan sementara sudah semakin meluas," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/2) terkait serangan hama tikus di daerah itu.
Dia mengatakan, upaya pemantauan langsung perlu dilakukan secara intensif untuk mendapatkan data yang akurat terkait sebaran hama sehingga bisa ditangani secara cepat dan tepat.
Serangan hama tikus, lanjut dia, sebelumnya telah menyerang sekitar delapan hektare lahan tanaman jagung petani di Kecamatan Klubagolit, Pulau Adonara.
Namun berdasarkan informasi dari lapangan, serangan hama tikus sudah menyebar di Kecamatan Tanjung Bunga yang berada di wilayah daratan Pulau Flores bagian timur.
Seorang petani sedang memperlihatkan tikus yang berhasil ditangkap saat dilakukan gropyokan tikus di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (18/1/2019).(ANTARA FOTO/Siswowidodo)
"Mengenai berapa luas serangan hama tikus masih terus kami koordinasikan dengan petugas di lapangan untuk mendapatkan data yang akurat," katanya.
Menurut dia, ketika ada laporan serangan hama tikus maka pihaknya juga langsung mengkomunikasikannya dengan petugas penyuluh lapangan untuk bersama-sama melakukan penanganan.
"Untuk stok racun tikus yang kami miliki sangat memadai sehingga sewaktu-waktu bisa disalurkan ke lapangan untuk membasmi hama," katanya.
Anton Sogen menambahkan, serangan hama tikus di daerah itu memang perlu terus diwaspadai, namun yang paling mengkhawatirkan adalah hama ulat grayak yang sudah menyerang ribuan hektare lahan tanaman jagung yang menyebar di 19 kecamatan.
Pihaknya juga telah memberikan peringatan dini kepada semua kecamatan di daerah itu untuk mewaspadai dampak serangan ini disertai langkah pengendaliannya mengingat serangan hama ulat grayak telah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) melihat kerusakan tanaman jagung yang terserang hama tikus.(ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc).
"Melalui petugas penyuluh di lapangan setiap hari kami terus memantau secara intensif kondisi serangan hama tikus yang berdasarkan laporan sementara sudah semakin meluas," katanya ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu (19/2) terkait serangan hama tikus di daerah itu.
Dia mengatakan, upaya pemantauan langsung perlu dilakukan secara intensif untuk mendapatkan data yang akurat terkait sebaran hama sehingga bisa ditangani secara cepat dan tepat.
Serangan hama tikus, lanjut dia, sebelumnya telah menyerang sekitar delapan hektare lahan tanaman jagung petani di Kecamatan Klubagolit, Pulau Adonara.
Namun berdasarkan informasi dari lapangan, serangan hama tikus sudah menyebar di Kecamatan Tanjung Bunga yang berada di wilayah daratan Pulau Flores bagian timur.
Menurut dia, ketika ada laporan serangan hama tikus maka pihaknya juga langsung mengkomunikasikannya dengan petugas penyuluh lapangan untuk bersama-sama melakukan penanganan.
"Untuk stok racun tikus yang kami miliki sangat memadai sehingga sewaktu-waktu bisa disalurkan ke lapangan untuk membasmi hama," katanya.
Anton Sogen menambahkan, serangan hama tikus di daerah itu memang perlu terus diwaspadai, namun yang paling mengkhawatirkan adalah hama ulat grayak yang sudah menyerang ribuan hektare lahan tanaman jagung yang menyebar di 19 kecamatan.
Pihaknya juga telah memberikan peringatan dini kepada semua kecamatan di daerah itu untuk mewaspadai dampak serangan ini disertai langkah pengendaliannya mengingat serangan hama ulat grayak telah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).