Atambua (Antara NTT) - Pemerintah pusat menyediakan anggaran Rp10 miliar untuk pengembangan kawasan wisata terpadu Kolam Susuk Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, kawasan perbatasan RI-Timor Leste.
"Alokasi anggaran itu sudah ada di Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Belu Valens Parera di Atambua, Ibu Kota Kabupaten Belu, Senin.
Dia mengatakan, kawasan wisata terpadu di Kolam Susuk tersebut, akan meliputi kawasan wisata Teluk Gurita yang rencana pengembangan segera dilakukan dalam Tahun Anggaran 2012 dan terus berlanjut secara bertahap.
Ia menjelaskan, penyediaan dan pembenahan kawasan wisata di daerah batas negara itu untuk menyediakan lokasi alternatif wisata untuk warga asing terutama dari Timor Leste.
Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Belu bisa mendapatkan sumber pendapatan untuk kelangsungan pembangunan di daerah tersebut.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Belu sedang melirik sejumlah potensi wisata di daerah batas negara itu untuk dikembangkan meskipun secara bertahap, dan selanjutnya akan menjadikan sektor wisata sebagai salah satu bagian dari sumber pendapatan daerah.
"Kita berusaha menjadikan sejumlah objek dan potensi wisata di daerah ini sebagai salah satu destinasi wisata mancanegara," kata Velens.
Dia mengatakan, Kolam Susuk salah satu kawasan wisata tambak di Kabupaten Belu. Sejak dahulu sudah dimanfaatkan warga baik dari dalam daerah maupun luar daerah untuk menikmati suasana alam, sambil menikmati hasil tangkapan bandeng yang disediakan di sejumlah tambak tersebut.
Ia menjelaskan, kawasan yang berjarak sekitar 16 kilometer dari Pelabuhan Atapupu itu, selama ini diserahkan kepada pihak swasta untuk dikelola sebagai kawasan wisata alam tambak dengan harapan bisa menarik pendapatan untuk daerah.
Namun, dalam perjalanan pengelolaan tersebut, kata Valens, justru tidak dimanfaatkan secara optimal, dan akhirnya terkesan dibiarkan mubazir tanpa sentuhan penataan yang menarik minat pengunjung.
"Karena kondisi itulah, pemerintah memutuskan untuk mengambil kembali aset tersebut untuk dikelola secara lebih baik dan profesional dan dijadikan sebagai kawasan wisata alternatif di batas negara RI-Timor Leste ini," kata Valens.
Dia mengatakan, penataan dan perbaikan sejumlah fasilitas pendukung, di kawasan wisata alam tambak tersebut, sedang dilakukan dengan harapan memenuhi standar kebutuhan pengunjung yang akan berwisata ke kawasan tersebut.
Dia mengatakan, penataan kawasan tersebut juga bagian dari persiapan Pemerintah Kabupaten Belu menyongsong Sail Komodo 2013, yang juga akan menyinggahi kawasan wisata Kolam Susuk, yang pernah dipopulerkan namanya oleh grup musik legendaris Koes Plus.
"Alokasi anggaran itu sudah ada di Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Belu Valens Parera di Atambua, Ibu Kota Kabupaten Belu, Senin.
Dia mengatakan, kawasan wisata terpadu di Kolam Susuk tersebut, akan meliputi kawasan wisata Teluk Gurita yang rencana pengembangan segera dilakukan dalam Tahun Anggaran 2012 dan terus berlanjut secara bertahap.
Ia menjelaskan, penyediaan dan pembenahan kawasan wisata di daerah batas negara itu untuk menyediakan lokasi alternatif wisata untuk warga asing terutama dari Timor Leste.
Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Belu bisa mendapatkan sumber pendapatan untuk kelangsungan pembangunan di daerah tersebut.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Belu sedang melirik sejumlah potensi wisata di daerah batas negara itu untuk dikembangkan meskipun secara bertahap, dan selanjutnya akan menjadikan sektor wisata sebagai salah satu bagian dari sumber pendapatan daerah.
"Kita berusaha menjadikan sejumlah objek dan potensi wisata di daerah ini sebagai salah satu destinasi wisata mancanegara," kata Velens.
Dia mengatakan, Kolam Susuk salah satu kawasan wisata tambak di Kabupaten Belu. Sejak dahulu sudah dimanfaatkan warga baik dari dalam daerah maupun luar daerah untuk menikmati suasana alam, sambil menikmati hasil tangkapan bandeng yang disediakan di sejumlah tambak tersebut.
Ia menjelaskan, kawasan yang berjarak sekitar 16 kilometer dari Pelabuhan Atapupu itu, selama ini diserahkan kepada pihak swasta untuk dikelola sebagai kawasan wisata alam tambak dengan harapan bisa menarik pendapatan untuk daerah.
Namun, dalam perjalanan pengelolaan tersebut, kata Valens, justru tidak dimanfaatkan secara optimal, dan akhirnya terkesan dibiarkan mubazir tanpa sentuhan penataan yang menarik minat pengunjung.
"Karena kondisi itulah, pemerintah memutuskan untuk mengambil kembali aset tersebut untuk dikelola secara lebih baik dan profesional dan dijadikan sebagai kawasan wisata alternatif di batas negara RI-Timor Leste ini," kata Valens.
Dia mengatakan, penataan dan perbaikan sejumlah fasilitas pendukung, di kawasan wisata alam tambak tersebut, sedang dilakukan dengan harapan memenuhi standar kebutuhan pengunjung yang akan berwisata ke kawasan tersebut.
Dia mengatakan, penataan kawasan tersebut juga bagian dari persiapan Pemerintah Kabupaten Belu menyongsong Sail Komodo 2013, yang juga akan menyinggahi kawasan wisata Kolam Susuk, yang pernah dipopulerkan namanya oleh grup musik legendaris Koes Plus.