Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan tidak ada perintah dari Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup pasar tradisional di provinsi berbasiskan kepulauan itu terkait wabah virus Corona (COVID-19).

"Informasi tentang penutupan pasar tradisional yang beredar akibat COVID-19 adalah hoaks. Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tidak pernah memberikan perintah itu," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu kepada wartawan di Kupang, NTT, Sabtu (21/3), terkait beredarnya informasi adanya penutupan pasar di NTT akibat COVID-19.

Baca juga: NTT putuskan tunda pelaksanaan Ujian Nasional

Ia mengatakan, informasi yang beredar di media sosial tentang penutupan pasar tradisional telah membuat resah masyarakat NTT.

Dikatakannya, Pemprov NTT menyadari dampak sosial dan ekonomi akibat penyebaran COVID-19 sangat luas dan mempengaruhi perekonomian nasional.

Namun demikian, menurut dia, untuk menggerakkan roda ekonomi, NTT tetap menjaga distribusi barang dan jasa termasuk pasar-pasar tradisional juga masih dibuka.

"Tidak ada instruksi dari Gubernur NTT bahwa pasar akan ditutup,” tandas Marius didampingi Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda NTT Valeri Guru.

Marius menghimbau masyarakat NTT di tengah situasi merebaknya wabah COVID-19 ini agar mewaspadai berita-berita hoaks terutama yang beredar di berbagai jejaring media sosial.

Ia berharap masyarakat di provinsi berbasis kepulauan ini menyaring dengan baik berbagai informasi dan berita di publik.

"Terkait COVID-19, kita jangan anggap sepele. Virus ini sangat mematikan. Kita boleh mengambil contoh dari negara-negara maju yang terkena virus ini. Sebagai warga Indonesia khususnya NTT yang dimana kita tidak memiliki sarana dan prasarana seperti di negara maju, salah satu cara yang paling mudah adalah memproteksi diri kita," kata Marius.

Ia berharap warga NTT yang melakukan perjalanan ke luar negeri atau daerah yang telah terpapar COVID-19 agar dapat melakukan isolasi mandiri.

"Kita harus lakukan isolasi fisik. Tidak ke mal, tidak ke pasar, tidak ke tempat ibadah atau kemana pun untuk menghindari kemungkinan virus ini yang ada di diri kita untuk tidak menyebar,” katanya.

Baca juga: Ombudsman minta RS rujukan COVID-19 di NTT dilengkapi instrumen kesiapsiagaan

Baca juga: Masker mulai langka di NTT, Legislator minta pemerintah segera atasi


Pewarta : Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024