Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Isyak Nuka, mengatakan pihaknya sementara berkoordinasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tenau Kupang untuk melakukan investigasi peristiwa tenggelamnya KM Kasih 25 di Perairan Pukuafu, Kabupaten Kupang.

"Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak KSOP Tenau untuk menginvestigasi penyebab peristiwa tenggelamnya kapal ini ini, ada banyak pertanyaan yang harus didalami lebih jauh," katanya ketika dihubungi di Kupang, Senin, (6/7).

Baca juga: Seorang bayi korban kapal tenggelam dilaporkan meninggal

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan upaya penanganan peristiwa tenggelamnya KM Kasih 25 yang berangkat dari Tablolong, Kabupaten Kupang, menuju ke Kabupaten Rote Ndao pada Minggu (5/7) siang.

Kapal tersebut memuat 29 orang di antaranya 17 penumpang kapal dan 12 anak buah kapal (ABK).

Isyak Nuka mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak KSOPKupang untuk menginvestigasi kejadian tersebut untuk mendalami sejumlah hal seperti apakah kapal itu mengantongi surat ijin berlayar.

"Kalau ada surat izin berlayar, siapa yang keluarkan? Kalau ini kapal nelayan kenapa sampai memuat penumpang? Hal-hal seperti ini yang harus didalami," katanya.

Selain itu, lanjut dia, akan didalami juga terkait kepatuhan pemilik kapal terhadap adanya peringatan dini dari BMKG terkait adanya angin kencang disertai gelombang tinggi yang melanda perairan laut di NTT akhir-akhir ini.

Sejauh mana pemilik kapal dan nahkoda mewaspadai kondisi cuaca di laut juga akan didalami, katanya.

Isyak Nuka menambahkan, untuk sementara pihaknya sedang berkoordinasi dengan sejumlah pihak di antaranya SAR Kupang, Polair, dan KSOP Tenau untuk penanganan korban dan pencarian yang masih hilang.

Baca juga: Belasan penumpang selamat dalam peristiwa kapal tenggelam di Kupang

Adapun dari data yang diterima dari SAR Kupang pada Senin (6/7), dalam peristiwa tenggelamnya KM Kasih 25 itu, sebanyak 19 orang berhasil diselamatkan, tiga orang meninggal dunia dan tujuh orang masih dalam pencarian.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024