Kupang (Antara NTT) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur telah menetapkan Tanah Daru yang terletak dalam kawasan Taman Nasional Manupea sebagai objek wisata baru di Pulau Sumba, khususnya di Kabupaten Sumba Barat.

"Kita sudah mendesain program penataan taman wisata alam Manupea, Tanah Daru sebagai lokasi wisata di Pulau Sumba. Beberapa fasilitas umum akan kita bangun untuk kebutuhan wisatawan," kata Kepala BKSDA Taman Nasional Manuepe, Tanah Daru, P Maman ketika dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.

Kawasan wisata alam Manupea, Tanah Daru yang berada sekitar 30 kilometer arah timur kota Waikabubak, ibu Kota Kabupaten Sumba Barat memiliki luas 879,8 km2 dengan suhu udara yang sangat sejuk.

Taman wisata Manupea berada ruas jalan nasional yang menghubungkan empat Kabupaten di Pulau Sumba yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Timur sehingga mudah di akses wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sumba.

Menurut Maman, sekalipun belum dilengkapi dengan fasilitas umum seperti tempat peristirahatan, MCK (mandi, cuci, kakus) serta pelataran parkir dan tempat jualan bagi para kuliner, namun para wisatawan lokal terus berkunjung ke TN Manupea di Tanah Daru itu.

Menurut Maman, BKSDA sudah menyusun program pembangunan beberapa fasilitas umum di sekitar taman nasional Tanah Daru sehingga pengunjung merasa aman ketika berada dalam kawasan wisata itu.

Ia mengatakan, kawasan wisata alam Manupea sudah menjadi tempat perhentian bagi penumpang umum maupun pribadi ketika hendak ke Sumba Timur maupun ke Sumba Barat Daya, Sumba Barat serta Sumba Tengah.

"Para penumpang selalu beristirahat sejenak di kawasan itu sebelum melanjutkan perjalanan ketempat tujuannya di Pulau Sumba karena suhu udara di kawasan itu sangat sejuk," kata Maman.

Maman menjelaskan, pembangunan fasilitas umum di kawasan wisata taman nasional ini akan direalisasikan pada tahun anggaran 2018 mendatang.

Ia mengatakan, penataan taman wisata alam itu sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan seperti terjadi Selasa (19/9) menyebabkan 10 hakatare lahan dalam kawasan hutan ludes terbakar.

Pewarta : Bennidiktus Jahang
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024