Kupang (Antara NTT) - PT Pitoby Grup menyiapkan lahan seluas sekitar 300 hektare untuk mendirikan sebuah pabrik semen di Kupang, Nusa Tenggara Timur guna memenuhi permintaan masyarakat akan komoditas tersebut.

"Lahan seluas 300 hektare sudah kami siapkan. Sekarang kami butuh investor untuk membangunnya, karena tidak sanggup jika jalan sendiri," kata CEO Pitoby Grup Bobby Pitoby kepada Antara di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan lokasi untuk membangun pabrik semen tersebut tidak jauh dengan lokasi PT. Semen Indonesia yang akan dibangun di Desa Tesabela, Kabupaten Kupang.

Bobby menambahkan untuk membangun PT Semen Timor pihaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp1,3 triliun yang semuanya sudah masuk di dalamnya termasuk membuat dermaga sendiri sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan ekspor ke Timor Leste.

"Jumlah uang tersebut sudah termasuk dengan genset sendiri, dengan alasan agar tidak memerlukan pasokan listri dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), mengingat hingga saat ini pasokan daya listriknya masih selalu tersendat," tuturnya.

Bobby yang juga Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) NTT itu mengatakan pihaknya menargetkan produksi semen setiap tahunnya bisa mencapai 500.000 ton atau dalam sehari bisa memproduksi sekitar 10.000 -15.000 ton.

Ia mengaku saat kunjungan dari Konjen China beberapa waktu lalu dengan sejumlah pengusaha, dirinya telah mempresentasikan rencana pembangunan PT Semen Timor tersebut disamping promosi soal pembukaan resort di Pulau Kera.

Dari hasil presentasi tersebut para investor mengaku tertarik namun belum langsung memberikan keputusan soal hasil dari presentasi tersebut. "Mereka mengatakan akan kembali menghubungi saya pada Oktober bulan depan," tambahnya.

Bobby menambahkan jika rencana proyek itu jadi dibangun dan ada investor yang mau membantu maka sudah pasti akan banyak membutuhkan tenaga kerja. Tidak hanya itu, pergerakan ekonomi khususnya dalam bidang ekspor semen akan tinggi, mengingat akan ada tiga industri semen di Kupang.

Industri semen yang sudah ada di Kupang adalah PT Semen Kupang yang saat ini "mogok" beroperasi karena minimnya bahan baku berupa batubara yang didatangkan dari Kalimantan.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024