Kupang (Antara NTT) - Kepolisian Resor Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur menduga kebakaran 28 rumah adat serta dua rumah ibadah kepercayaan Marapu di Kampung Adat Tarung, akibat hubungan arus pendek listrik.
"Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah kami lakukan ditemukan kabel listrik yang menjalar ke rumah atau TKP rumah awal kebakaran," kata Kapolres Sumba Barat AKBP Muhammad Erwin saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Kapolres mengatakan dugaan tersebut diperkuat lagi dengan keterangan beberapa saksi mata yang menyebutkan bahwa awal mula asap itu berasal dari salah rumah besar atau rumah saudara tertua dari masyarakat yang tinggal di kampung adat tersebut.
Menurut salah seorang saksi mata, Nissa Lado, awal mula kobaran api tersebut berasal dari rumah milik Welem Wolu sekitar pukul 16.00 Wita.
"Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah kami lakukan ditemukan kabel listrik yang menjalar ke rumah atau TKP rumah awal kebakaran," kata Kapolres Sumba Barat AKBP Muhammad Erwin saat dihubungi dari Kupang, Senin.
Kapolres mengatakan dugaan tersebut diperkuat lagi dengan keterangan beberapa saksi mata yang menyebutkan bahwa awal mula asap itu berasal dari salah rumah besar atau rumah saudara tertua dari masyarakat yang tinggal di kampung adat tersebut.
Menurut salah seorang saksi mata, Nissa Lado, awal mula kobaran api tersebut berasal dari rumah milik Welem Wolu sekitar pukul 16.00 Wita.
Para tetangga sekitarnya berusaha untuk memadamkan api tersebut, namun tidak berhasil karena rumah adat di kampung itu umumnya beratap alang-alang sehingga dengan cepat dilalap si jago merah.
Hal ini diperkuat lagi dengan keterangan dari Andrias Marabi, salah seorang pelajar yang masih berusia 18 tahun. "Awal mulanya api itu dari rumahnya Welem Wolu," katanya menegaskan.
Sementara itu, Welem Wolu ketika dimintai keterangannya oleh pihak kepolisian mengaku saat kejadian dirinya tengah bertamu ke rumah Lado Tera Ama Magi.
"Selang beberapa menit kemudian, saya mendengar teriakan yang menyebut bahwa asap mengepul di rumahnya. Kami dengan warga sekitarnya berusaha untuk memadamkan, namun tidak berhasil juga," ujarnya.
Kobaran api kemudian merambat ke sejumlah rumah adat di sekitarnya sampai akhirnya ikut melumat dua rumah ibadah milik kepercayaan Merapu itu.
Dia mengatakan kepolisian akan terus mencari tahu penyebab kebakaran tersebut. Hingga saat ini proses penyelidikan atas kebakaran rumah adat itu masih terus dilanjutkan..
Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengatakan sekitar 274 kepala keluarga di kampung adat itu telah kehilangan tempat berteduh, dan mengalami kerugian bernilai miliaran rupiah.
"Saya kurang tahu persis berapa jumlah kerugiannya. Tetapi saya prediksi bisa mencapai miliaran rupiah, karena semua harta milik warga tak ada yang bisa diselamatkan," tambah Bupati Dapawole.
Hal ini diperkuat lagi dengan keterangan dari Andrias Marabi, salah seorang pelajar yang masih berusia 18 tahun. "Awal mulanya api itu dari rumahnya Welem Wolu," katanya menegaskan.
Sementara itu, Welem Wolu ketika dimintai keterangannya oleh pihak kepolisian mengaku saat kejadian dirinya tengah bertamu ke rumah Lado Tera Ama Magi.
"Selang beberapa menit kemudian, saya mendengar teriakan yang menyebut bahwa asap mengepul di rumahnya. Kami dengan warga sekitarnya berusaha untuk memadamkan, namun tidak berhasil juga," ujarnya.
Kobaran api kemudian merambat ke sejumlah rumah adat di sekitarnya sampai akhirnya ikut melumat dua rumah ibadah milik kepercayaan Merapu itu.
Dia mengatakan kepolisian akan terus mencari tahu penyebab kebakaran tersebut. Hingga saat ini proses penyelidikan atas kebakaran rumah adat itu masih terus dilanjutkan..
Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengatakan sekitar 274 kepala keluarga di kampung adat itu telah kehilangan tempat berteduh, dan mengalami kerugian bernilai miliaran rupiah.
"Saya kurang tahu persis berapa jumlah kerugiannya. Tetapi saya prediksi bisa mencapai miliaran rupiah, karena semua harta milik warga tak ada yang bisa diselamatkan," tambah Bupati Dapawole.