Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy memberi dukungan khususnya pada perempuan dan anak saat mengunjungi Desa Pukdale, Nusa Tenggara Timur.
Desa Pukdale pada awal April lalu menjadi salah satu desa terdampak bencana siklon tropis Seroja, dan tidak sedikit perempuan dan anak di Desa Pukdale ikut menjadi korban.
"Kunjungan kami di sini untuk memberikan dukungan secara material maupun moril, sekaligus melakukan pemenuhan kebutuhan paket hygine kits untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan anak yang bersifat spesifik dan yang tidak kalah penting untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dan perlindungan bagi perempuan dan anak korban bencana. Perempuan dan anak rawan menjadi kelompok rentan di lokasi bencana,” ujar Menteri Bintang dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, (4/5).
Menteri Bintang bersama Menko Muhadjir, serta didukung oleh Kementerian/Lembaga lainnya seperti Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan berbagai paket bantuan bagi para korban bencana seperti makanan siap saji, makanan tambahan, serta santunan bagi keluarga korban jiwa akibat bencana.
Dalam kegiatan Dialog Bersama Masyarakat dalam Rangka Penanganan dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi NTT yang dilaksanakan di Kelurahan Lansiana, Senin (3/5) lalu, Menteri Bintang membagikan masker kepada anak-anak korban bencana, dilanjutkan dengan melakukan bincang hangat serta menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama yang disambut antusias oleh mereka.
Menteri Bintang mengingatkan masyarakat di Desa Pukdale agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan meski dalam kondisi yang terbatas.
“Saat ini kita masih dalam situasi pandemi COVID-19, sehingga saya minta agar kita semua bisa saling menjaga diri dan keluarga serta tetap mematuhi protokol kesehatan,” tegas Menteri Bintang.
Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy menyampaikan keprihatinannya atas bencana yang terjadi di beberapa wilayah NTT pada 4-5 April 2021 lalu.
Menko Muhadjir menjelaskan perempuan dan anak merupakan kelompok rentan yang seringkali menjadi korban dalam suatu bencana alam. Untuk itu, Kemenko PMK terus membangun koordinasi antar Kementerian dan Lembaga, baik yang berada di bawah koordinasi Kemenko PMK seperti Kementerian Sosial, BNPB, dan Kemen PPPA, ataupun yang di luar koordinasinya, serta pemerintah daerah dalam menangani dan menyelesaikan dampak bencana alam agar bisa ditangani dengan baik.
“Kami mengajak Kemen PPPA dalam kunjungan ini, sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan bagi para korban bencana di NTT karena Ibu dan anak biasanya menjadi korban dalam suatu bencana. Saya mohon agar kita semua dapat mengutamakan keberadaan nasib dari para ibu, perempuan, dan anak-anak. Saya harap Ibu Menteri PPPA dapat benar-benar menelisik persoalan apa saja yang perlu diselesaikan dan ditampung,” kata Menko Muhadjir.
Desa Pukdale merupakan salah satu wilayah dengan titik terparah di Kabupaten Kupang yang terkena dampak badai siklon seroja.
Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno dalam laporannya mengungkapkan terdapat 15.710 kepala keluarga yang terdampak banjir, 46.704 orang terdampak, 12 orang meninggal, 20 luka serius, dan 3 (tiga) orang hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Selain rumah penduduk, lokasi pertanian di wilayah tersebut juga hancur dan mengakibatkan gagalnya panen hasil bertani, selain itu kerusakan dalam hal perternakan, yaitu hanyutnya hewan-hewan ternak penduduk akibat tersapu banjir bandang.
“Berbagai upaya penanganan kebencanaan telah kami lakukan. Di antaranya melakukan relokasi pemukiman bagi para korban yang terdampak bencana, salah satunya di Desa Pukdale,” ujar Korinus.
Baca juga: Menko PMK tinjau penanganan bencana alam di Kupang
Baca juga: Validasi data korban bencana seroja di NTT tuntas
Desa Pukdale pada awal April lalu menjadi salah satu desa terdampak bencana siklon tropis Seroja, dan tidak sedikit perempuan dan anak di Desa Pukdale ikut menjadi korban.
"Kunjungan kami di sini untuk memberikan dukungan secara material maupun moril, sekaligus melakukan pemenuhan kebutuhan paket hygine kits untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan anak yang bersifat spesifik dan yang tidak kalah penting untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dan perlindungan bagi perempuan dan anak korban bencana. Perempuan dan anak rawan menjadi kelompok rentan di lokasi bencana,” ujar Menteri Bintang dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, (4/5).
Menteri Bintang bersama Menko Muhadjir, serta didukung oleh Kementerian/Lembaga lainnya seperti Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan berbagai paket bantuan bagi para korban bencana seperti makanan siap saji, makanan tambahan, serta santunan bagi keluarga korban jiwa akibat bencana.
Dalam kegiatan Dialog Bersama Masyarakat dalam Rangka Penanganan dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi NTT yang dilaksanakan di Kelurahan Lansiana, Senin (3/5) lalu, Menteri Bintang membagikan masker kepada anak-anak korban bencana, dilanjutkan dengan melakukan bincang hangat serta menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama yang disambut antusias oleh mereka.
Menteri Bintang mengingatkan masyarakat di Desa Pukdale agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan meski dalam kondisi yang terbatas.
“Saat ini kita masih dalam situasi pandemi COVID-19, sehingga saya minta agar kita semua bisa saling menjaga diri dan keluarga serta tetap mematuhi protokol kesehatan,” tegas Menteri Bintang.
Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy menyampaikan keprihatinannya atas bencana yang terjadi di beberapa wilayah NTT pada 4-5 April 2021 lalu.
Menko Muhadjir menjelaskan perempuan dan anak merupakan kelompok rentan yang seringkali menjadi korban dalam suatu bencana alam. Untuk itu, Kemenko PMK terus membangun koordinasi antar Kementerian dan Lembaga, baik yang berada di bawah koordinasi Kemenko PMK seperti Kementerian Sosial, BNPB, dan Kemen PPPA, ataupun yang di luar koordinasinya, serta pemerintah daerah dalam menangani dan menyelesaikan dampak bencana alam agar bisa ditangani dengan baik.
“Kami mengajak Kemen PPPA dalam kunjungan ini, sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan bagi para korban bencana di NTT karena Ibu dan anak biasanya menjadi korban dalam suatu bencana. Saya mohon agar kita semua dapat mengutamakan keberadaan nasib dari para ibu, perempuan, dan anak-anak. Saya harap Ibu Menteri PPPA dapat benar-benar menelisik persoalan apa saja yang perlu diselesaikan dan ditampung,” kata Menko Muhadjir.
Desa Pukdale merupakan salah satu wilayah dengan titik terparah di Kabupaten Kupang yang terkena dampak badai siklon seroja.
Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno dalam laporannya mengungkapkan terdapat 15.710 kepala keluarga yang terdampak banjir, 46.704 orang terdampak, 12 orang meninggal, 20 luka serius, dan 3 (tiga) orang hilang dan belum ditemukan hingga saat ini.
Selain rumah penduduk, lokasi pertanian di wilayah tersebut juga hancur dan mengakibatkan gagalnya panen hasil bertani, selain itu kerusakan dalam hal perternakan, yaitu hanyutnya hewan-hewan ternak penduduk akibat tersapu banjir bandang.
“Berbagai upaya penanganan kebencanaan telah kami lakukan. Di antaranya melakukan relokasi pemukiman bagi para korban yang terdampak bencana, salah satunya di Desa Pukdale,” ujar Korinus.
Baca juga: Menko PMK tinjau penanganan bencana alam di Kupang
Baca juga: Validasi data korban bencana seroja di NTT tuntas