Kupang (ANTARA) - Seorang warga Desa Natemnanu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, berinisial I (20) menyerahkan sebuah granat berjenis senapan untuk diamankan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste Sektor Barat.
"Granat yang diserahkan berjenis senapan 40 mm (GSP) buatan Belgia yang sebelumnya ditanam di dalam tanah," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Timor Leste Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad Letkol Arm Andang Radianto ketika dikonfirmasi, Sabtu, (8/5).
Keberadaan granat ini diketahui saat persobel Pos Oepoli Pantai Praka Yakobus Thomas Gambe bertemu dengan I usai kegiatan ibadah di Gereja Katholik St Maria Mater Dei Oepoli.
Warga I mengaku pernah melihat almarhum ayahnya pernah mengubur benda yang belum diketahui isinya tersebut berupa pipa tabung di pekarangan rumah saat ia masih berusia anak-anak.
Almahrum ayah dari I sendiri adalah mantan milisi eks Timor-Timur yang menguburkan granat tersebut karena tidak tahu harus diserahkan ke mana, katanya.
Menindakalanjuti hal tersebut personel TNI-AD dari Pos Oepoli Pantai Praka Yakobus Thomas melakukan komunikasi dan edukasi hingga akhirnya I menyerahkan granat tersebut.
"Saat ini granat senapan 40 mm yang bertuliskan FRG RFI-40 BT 7,62 A6 sudah diamankan di Gudang Senjata Pos Oepoli Pantai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Radianto mengapresiasi tindakan warga yang menyadari potensi bahaya bahan peledak hingga akhirnya secara sukarela menyerahkan untuk diamankan Satgas Pamtas.
Baca juga: Satgas Pamtas gandeng Pemda TTU tebar ribuan ekor bibit ikan nila
Penyerahan bahan peledak ini, bukan baru pertama kali namun sebelumnya juga dilakukan seorang warga Desa Saenan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Fobia (39) menyerahkan sebuah granat aktif berjenis manggis.
Baca juga: Danrem 161/WS: Tak ada tempat aman di daerah operasi
"Tentunya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kesadaran warga seperti ini juga sebagai upaya mendukung terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif," katanya.
"Granat yang diserahkan berjenis senapan 40 mm (GSP) buatan Belgia yang sebelumnya ditanam di dalam tanah," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Timor Leste Sektor Barat Yonarmed 6/3 Kostrad Letkol Arm Andang Radianto ketika dikonfirmasi, Sabtu, (8/5).
Keberadaan granat ini diketahui saat persobel Pos Oepoli Pantai Praka Yakobus Thomas Gambe bertemu dengan I usai kegiatan ibadah di Gereja Katholik St Maria Mater Dei Oepoli.
Warga I mengaku pernah melihat almarhum ayahnya pernah mengubur benda yang belum diketahui isinya tersebut berupa pipa tabung di pekarangan rumah saat ia masih berusia anak-anak.
Almahrum ayah dari I sendiri adalah mantan milisi eks Timor-Timur yang menguburkan granat tersebut karena tidak tahu harus diserahkan ke mana, katanya.
Menindakalanjuti hal tersebut personel TNI-AD dari Pos Oepoli Pantai Praka Yakobus Thomas melakukan komunikasi dan edukasi hingga akhirnya I menyerahkan granat tersebut.
"Saat ini granat senapan 40 mm yang bertuliskan FRG RFI-40 BT 7,62 A6 sudah diamankan di Gudang Senjata Pos Oepoli Pantai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Radianto mengapresiasi tindakan warga yang menyadari potensi bahaya bahan peledak hingga akhirnya secara sukarela menyerahkan untuk diamankan Satgas Pamtas.
Baca juga: Satgas Pamtas gandeng Pemda TTU tebar ribuan ekor bibit ikan nila
Penyerahan bahan peledak ini, bukan baru pertama kali namun sebelumnya juga dilakukan seorang warga Desa Saenan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Fobia (39) menyerahkan sebuah granat aktif berjenis manggis.
Baca juga: Danrem 161/WS: Tak ada tempat aman di daerah operasi
"Tentunya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kesadaran warga seperti ini juga sebagai upaya mendukung terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif," katanya.