Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) menemui keluarga almarhum Trio Fauqi Virdaus (22), Senin, untuk menggali data investigasi pengaruh vaksin AstraZeneca terhadap risiko kematian.
"Kedatangan saya hari ini untuk meminta kesediaan keluarga melakukan melengkapi data, selain kami sedang meneliti sterilitas dan toksisitas perlu ditambah data berdasarkan obrolan dengan keluarga," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari di Jakarta, Senin, (17/5).
Hindra hadir bersama perwakilan pegawai dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta ke rumah almarhum Trio Fauqi Virdaus di kawasan Buaran, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kehadiran mereka disambut oleh keluarga almarhum yang diwakili sang ibu serta kakak dari almarhum bernama Viki. Keluarga menceritakan kronologi almarhum sejak menjalani vaksinasi AstraZeneca pada Rabu (5/5), bergejala demam hingga akhirnya meninggal dunia pada Kamis (6/5).
"Saya datang supaya bisa dengar dari keluarga, dari mulai gejalanya hingga meninggal di rumah sakit. Yang jadi perhatian saat ini apakah ini berkaitan dengan imunisasi atau tidak. Kalau dibilang tidak berkaitan dengan imunisasi, juga tidak bisa. Makanya kita tanyakan," katanya.
Hindra menyarankan agar pengawasan terhadap penyakit bawaan yang diderita calon peserta vaksinasi agar lebih ditambah sehingga kejadian KIPI tidak kembali terulang.
"Kalau niat almarhum sangat mulia, datang bersama temannya (divaksin). Temannya ada gejala juga, tapi alhamdulillah sehat," katanya.
Sementara kakak almarhum, Viki, menyambut baik kehadiran Komnas KIPI beserta perwakilan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Baca juga: Kemenkes hentikan sementara vaksin AstraZeneca
Keluarga menyatakan kesediaannya untuk mendukung upaya investigasi pengaruh vaksin AstraZeneca terhadap risiko kematian.
"Ada permintaan untuk dilakukan otopsi. Kami keluarga dengan jelas dan ikhlas bersedia dilakukan otopsi. Pihak Komnas KIPI menyatakan otopsi akan segera dilakukan tapi mereka perlu berkoodinasi dulu dengan pelaksananya karena berhubungan dengan dokumen dan sebagainya," katanya.
Pihak keluarga akan diberitahu kelanjutan agenda otopsi oleh aparatur pemerintah setempat.
"Kedatangan saya hari ini untuk meminta kesediaan keluarga melakukan melengkapi data, selain kami sedang meneliti sterilitas dan toksisitas perlu ditambah data berdasarkan obrolan dengan keluarga," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari di Jakarta, Senin, (17/5).
Hindra hadir bersama perwakilan pegawai dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta ke rumah almarhum Trio Fauqi Virdaus di kawasan Buaran, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kehadiran mereka disambut oleh keluarga almarhum yang diwakili sang ibu serta kakak dari almarhum bernama Viki. Keluarga menceritakan kronologi almarhum sejak menjalani vaksinasi AstraZeneca pada Rabu (5/5), bergejala demam hingga akhirnya meninggal dunia pada Kamis (6/5).
"Saya datang supaya bisa dengar dari keluarga, dari mulai gejalanya hingga meninggal di rumah sakit. Yang jadi perhatian saat ini apakah ini berkaitan dengan imunisasi atau tidak. Kalau dibilang tidak berkaitan dengan imunisasi, juga tidak bisa. Makanya kita tanyakan," katanya.
Hindra menyarankan agar pengawasan terhadap penyakit bawaan yang diderita calon peserta vaksinasi agar lebih ditambah sehingga kejadian KIPI tidak kembali terulang.
"Kalau niat almarhum sangat mulia, datang bersama temannya (divaksin). Temannya ada gejala juga, tapi alhamdulillah sehat," katanya.
Sementara kakak almarhum, Viki, menyambut baik kehadiran Komnas KIPI beserta perwakilan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Baca juga: Kemenkes hentikan sementara vaksin AstraZeneca
Keluarga menyatakan kesediaannya untuk mendukung upaya investigasi pengaruh vaksin AstraZeneca terhadap risiko kematian.
"Ada permintaan untuk dilakukan otopsi. Kami keluarga dengan jelas dan ikhlas bersedia dilakukan otopsi. Pihak Komnas KIPI menyatakan otopsi akan segera dilakukan tapi mereka perlu berkoodinasi dulu dengan pelaksananya karena berhubungan dengan dokumen dan sebagainya," katanya.
Pihak keluarga akan diberitahu kelanjutan agenda otopsi oleh aparatur pemerintah setempat.