Minsk (ANTARA) - Ayah jurnalis pembangkang Roman Protasevich, yang ditahan di Belarus setelah pesawatnya dipaksa mendarat di sana, mengatakan dia yakin putranya dipaksa dalam sebuah video yang diunggah secara daring untuk mengaku bersalah dan tampaknya mengalami patah tulang hidung.
Protasevich, blogger yang berbasis di Lithuania dan rekan wanitanya, Sofia Sapega, ditahan setelah Belarus memerintahkan pesawat perang untuk mencegat pesawat Ryanair, yang terbang dari Athena ke Vilnius, dan mengalihkannya ke Minsk pada Minggu (23/5) dalam sebuah tindakan yang dikecam oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Muncul di beberapa saluran aplikasi perpesanan Telegram pada Senin (24/5), Protasevich, 26 tahun, mengakui berperan dalam mengatur keonaran massal di Minsk tahun lalu.
Pasokan informasi media sosialnya dari pengasingan telah menjadi salah satu saluran independen terakhir untuk berita tentang negara itu sejak penumpasan massal terhadap perbedaan pendapat tahun lalu.
Bagi sang ayah, Dzmitry Protasevich, komentar video pada Senin itu tampak sebagai hasil paksaan.
"Kemungkinan hidungnya patah, karena bentuknya telah berubah dan ada banyak bedak di atasnya. Semua sisi kiri wajahnya dibedaki," kata Dzmitry kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Rusia pada Senin malam dari Wroclaw, Polandia, tempat dia dan istrinya tinggal.
"Itu bukan kata-katanya, bukan intonasi ucapannya. Dia terlihat sangat pendiam dan Anda bisa lihat dia gugup," kata Protasevich tentang putranya. "Dan di atas meja itu bukan bungkusan rokoknya --dia tidak merokok ini . Jadi kupikir dia dipaksa."
Sang ayah menambahkan, "Anak saya tidak dapat mengakui menciptakan kerusuhan massal, karena dia tidak melakukan hal seperti itu."
Kementerian Dalam Negeri Belarus mengatakan Protasevich ditahan di penjara dan tidak mengeluhkan kesehatan yang buruk.
27 pemimpin nasional Uni Eropa pada Senin menuntut pembebasan segera Protasevich dan Sapega, serta penyelidikan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atas insiden tersebut.
Mereka juga setuju untuk memberlakukan lebih banyak sanksi pada Belarus, meminta maskapai penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara Belarus, dan mengesahkan aturan untuk melarang maskapai penerbangan Belarus dari wilayah udara dan bandara Eropa, kata seorang juru bicara.
Baca juga: EU ancam batasi lalu lintas udara di Belarus
EU, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada telah memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan pada hampir 90 pejabat Belarus, termasuk Presiden Alexander Lukashenko, menyusul pemilihan umum Agustus yang menurut lawan dan Barat merupakan tipuan.
Presiden itu membantah kecurangan dalam pemilu. Sejak pemungutan suara yang disengketakan, pihak berwenang telah menangkap ribuan lawannya, dengan semua tokoh oposisi utama sekarang di penjara atau diasingkan.
"Kami terkejut bahwa takdir satu orang sangat berarti, di mata Uni Eropa," kata Dzmitry Protasevich. "Ini adalah sesuatu yang hilang di Belarus."
"Saya pikir apa yang terjadi adalah tindakan balas dendam, untuk mencerahkan orang lain: Lihat apa yang bisa kami lakukan," katanya. "Ini sungguh gila, apa yang sedang terjadi." (Reuters)
Protasevich, blogger yang berbasis di Lithuania dan rekan wanitanya, Sofia Sapega, ditahan setelah Belarus memerintahkan pesawat perang untuk mencegat pesawat Ryanair, yang terbang dari Athena ke Vilnius, dan mengalihkannya ke Minsk pada Minggu (23/5) dalam sebuah tindakan yang dikecam oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Muncul di beberapa saluran aplikasi perpesanan Telegram pada Senin (24/5), Protasevich, 26 tahun, mengakui berperan dalam mengatur keonaran massal di Minsk tahun lalu.
Pasokan informasi media sosialnya dari pengasingan telah menjadi salah satu saluran independen terakhir untuk berita tentang negara itu sejak penumpasan massal terhadap perbedaan pendapat tahun lalu.
Bagi sang ayah, Dzmitry Protasevich, komentar video pada Senin itu tampak sebagai hasil paksaan.
"Kemungkinan hidungnya patah, karena bentuknya telah berubah dan ada banyak bedak di atasnya. Semua sisi kiri wajahnya dibedaki," kata Dzmitry kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Rusia pada Senin malam dari Wroclaw, Polandia, tempat dia dan istrinya tinggal.
"Itu bukan kata-katanya, bukan intonasi ucapannya. Dia terlihat sangat pendiam dan Anda bisa lihat dia gugup," kata Protasevich tentang putranya. "Dan di atas meja itu bukan bungkusan rokoknya --dia tidak merokok ini . Jadi kupikir dia dipaksa."
Sang ayah menambahkan, "Anak saya tidak dapat mengakui menciptakan kerusuhan massal, karena dia tidak melakukan hal seperti itu."
Kementerian Dalam Negeri Belarus mengatakan Protasevich ditahan di penjara dan tidak mengeluhkan kesehatan yang buruk.
27 pemimpin nasional Uni Eropa pada Senin menuntut pembebasan segera Protasevich dan Sapega, serta penyelidikan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atas insiden tersebut.
Mereka juga setuju untuk memberlakukan lebih banyak sanksi pada Belarus, meminta maskapai penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara Belarus, dan mengesahkan aturan untuk melarang maskapai penerbangan Belarus dari wilayah udara dan bandara Eropa, kata seorang juru bicara.
Baca juga: EU ancam batasi lalu lintas udara di Belarus
EU, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada telah memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan pada hampir 90 pejabat Belarus, termasuk Presiden Alexander Lukashenko, menyusul pemilihan umum Agustus yang menurut lawan dan Barat merupakan tipuan.
Presiden itu membantah kecurangan dalam pemilu. Sejak pemungutan suara yang disengketakan, pihak berwenang telah menangkap ribuan lawannya, dengan semua tokoh oposisi utama sekarang di penjara atau diasingkan.
"Kami terkejut bahwa takdir satu orang sangat berarti, di mata Uni Eropa," kata Dzmitry Protasevich. "Ini adalah sesuatu yang hilang di Belarus."
"Saya pikir apa yang terjadi adalah tindakan balas dendam, untuk mencerahkan orang lain: Lihat apa yang bisa kami lakukan," katanya. "Ini sungguh gila, apa yang sedang terjadi." (Reuters)