Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di NTT bertumbuh positif mencapai 0,12 persen pada triwulan I 2021.
"Pertumbuhan KUR mencapai 0,12 persen ini menjadi kabar gembira karena di saat pandemi masih bisa bisa pada angka yang positif. Namun, di harapkan pada triwulan II bisa mencapai lebih dari 5 persen seiring," kata Ariawan, di Kupang, Jumat, (28/5).
Ia mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan pertumbuhan KUR dengan memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) untuk mengakses pembiayaan di perbankan baik Bank Pembangunan Daerah NTT maupun bank-bank Himbara yang mempunyai program KUR.
Ariawan menyebutkan program KUR yang dihadirkan berupa KUR mikro, ultra mikro, kelompok, dan tenaga kerja.
"Ini yang terus kita dorong untuk pemulihan kondisi ekonomi dari dampak pandemi COVID-19," katanya.
Secara nasional dana KUR yang disediakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan mencapai hingga Rp350 triliun.
Untuk itu, diharapkan banyak pelaku usaha di NTT bisa mengakses KUR yang disediakan pemerintah untuk percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Pihaknya fokus mendorong pertumbuhan UMKM di NTT karena memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian daerah karena 99 persen pelaku ekonomi di NTT adalah UMKM.
Selain itu dari sisi share produk domestik regional bruto (PDRB) NTT, UMKM memilik kontribusi hingga 86 persen dan menyerap tenaga kerja hingga 89 persen.
Karena itu, selain memfasilitasi akses kredit, BI NTT juga membangun kapabilitas UMKM melalui program Bank Indonesia Young Enterpreneurship School (BI YES) yang menghadirkan dua kelas yakni kelas standar bagi yang mau merintis usaha, serta kelas pelaku UMKM yang ingin meningkatkan usahanya.
Baca juga: Pemkot Kupang salurkan peralatan pendukung bagi UMKM
"Melalui program ini dibangun kapabilitas UMKM dari proses produksi menjadi lebih bagus, packaging, dan diarahkan hingga masuk pasar digital," katanya.
Baca juga: Presiden : Tempatkan produk UMKM di etalase terdepan mall
"Pertumbuhan KUR mencapai 0,12 persen ini menjadi kabar gembira karena di saat pandemi masih bisa bisa pada angka yang positif. Namun, di harapkan pada triwulan II bisa mencapai lebih dari 5 persen seiring," kata Ariawan, di Kupang, Jumat, (28/5).
Ia mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan pertumbuhan KUR dengan memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) untuk mengakses pembiayaan di perbankan baik Bank Pembangunan Daerah NTT maupun bank-bank Himbara yang mempunyai program KUR.
Ariawan menyebutkan program KUR yang dihadirkan berupa KUR mikro, ultra mikro, kelompok, dan tenaga kerja.
"Ini yang terus kita dorong untuk pemulihan kondisi ekonomi dari dampak pandemi COVID-19," katanya.
Secara nasional dana KUR yang disediakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan mencapai hingga Rp350 triliun.
Untuk itu, diharapkan banyak pelaku usaha di NTT bisa mengakses KUR yang disediakan pemerintah untuk percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Pihaknya fokus mendorong pertumbuhan UMKM di NTT karena memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian daerah karena 99 persen pelaku ekonomi di NTT adalah UMKM.
Selain itu dari sisi share produk domestik regional bruto (PDRB) NTT, UMKM memilik kontribusi hingga 86 persen dan menyerap tenaga kerja hingga 89 persen.
Karena itu, selain memfasilitasi akses kredit, BI NTT juga membangun kapabilitas UMKM melalui program Bank Indonesia Young Enterpreneurship School (BI YES) yang menghadirkan dua kelas yakni kelas standar bagi yang mau merintis usaha, serta kelas pelaku UMKM yang ingin meningkatkan usahanya.
Baca juga: Pemkot Kupang salurkan peralatan pendukung bagi UMKM
"Melalui program ini dibangun kapabilitas UMKM dari proses produksi menjadi lebih bagus, packaging, dan diarahkan hingga masuk pasar digital," katanya.
Baca juga: Presiden : Tempatkan produk UMKM di etalase terdepan mall