Kupang (Antara NTT) - PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki daya listik cadangan sebesar 37 megawatt (MW) yang disiapkan untuk mendukung investasi terutama di Pulau Timor.
"Untuk sistem kelistrikan di Pulau Timor atau Sistem Timor kami punya daya cadangan atau kelebihan daya sekitar 37 MW yang bisa dimaksimalkan untuk pertumbuhan investasi," kata General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Christyono dalam seminar bertema "Membuka Peluang Investasi di NTT" dalam rangka memepringati HUT ke-59 Provinsi NTT di Kupang, Senin.
Ia menjelaskan, kondisi beban puncak listrik untuk Sistem Timor pada malam hari mencapai hingga 80 MW dari daya mampu yang tersedia saat ini sebesar 117 MW.
Menurutnya, cadangan daya yang dimiliki PLN itu masih belum seimbang dengan jumlah permintaan listrik (demand) yang masuk sehingga belum terpakai dengan maksimal.
Untuk itu, katanya, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta di daerah setempat untuk mendatangkan investasi.
"Karena kondisi surplus daya ini kalau dibiarkan maka hanya menjadi aset yang tidak produktif atau mubazir," katanya.
Menurutnya, sistem kelistrikan di Pulau Timor sudah beroperasi secara baik dengan mengandalkan sejumlah pembangkit utama seperti PLTU Bolok, PLTU IPP Bolok, dan kapal listrik (Marine Vessel Power Plant) berkapasitas 120 MW.
Daya listrik dari sejumlah pembangkit itu, lanjutnya, telah disalurkan dari Kota Kupang hingga Atambua, Kabupaten Belu dengan jaringan transmisi 70 kilovolt.
Lebih lanjut, Christyono menjelaskan dalam rencana pengembangan pembangkit, gardu induk, dan transmisi sesuai RUPTL 2016-2025, kondisi daya listrik untuk Sistem Timor yang diperkirakan tersedia mencapai 275 MW.
Semantara itu, katanya, beban puncak yang diprediksikan dalam satu tahun mencapai 149 MW sehingga masih mengalami kelebihan daya.
"Karena kondisi sekarang juga kita surplus kemudian perkiraan jangka panjang juga surplus maka kami siap untuk melayani investasi yang masuk terutama di Pulau Timor ini," katanya.
"Untuk sistem kelistrikan di Pulau Timor atau Sistem Timor kami punya daya cadangan atau kelebihan daya sekitar 37 MW yang bisa dimaksimalkan untuk pertumbuhan investasi," kata General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Christyono dalam seminar bertema "Membuka Peluang Investasi di NTT" dalam rangka memepringati HUT ke-59 Provinsi NTT di Kupang, Senin.
Ia menjelaskan, kondisi beban puncak listrik untuk Sistem Timor pada malam hari mencapai hingga 80 MW dari daya mampu yang tersedia saat ini sebesar 117 MW.
Menurutnya, cadangan daya yang dimiliki PLN itu masih belum seimbang dengan jumlah permintaan listrik (demand) yang masuk sehingga belum terpakai dengan maksimal.
Untuk itu, katanya, kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun swasta di daerah setempat untuk mendatangkan investasi.
"Karena kondisi surplus daya ini kalau dibiarkan maka hanya menjadi aset yang tidak produktif atau mubazir," katanya.
Menurutnya, sistem kelistrikan di Pulau Timor sudah beroperasi secara baik dengan mengandalkan sejumlah pembangkit utama seperti PLTU Bolok, PLTU IPP Bolok, dan kapal listrik (Marine Vessel Power Plant) berkapasitas 120 MW.
Daya listrik dari sejumlah pembangkit itu, lanjutnya, telah disalurkan dari Kota Kupang hingga Atambua, Kabupaten Belu dengan jaringan transmisi 70 kilovolt.
Lebih lanjut, Christyono menjelaskan dalam rencana pengembangan pembangkit, gardu induk, dan transmisi sesuai RUPTL 2016-2025, kondisi daya listrik untuk Sistem Timor yang diperkirakan tersedia mencapai 275 MW.
Semantara itu, katanya, beban puncak yang diprediksikan dalam satu tahun mencapai 149 MW sehingga masih mengalami kelebihan daya.
"Karena kondisi sekarang juga kita surplus kemudian perkiraan jangka panjang juga surplus maka kami siap untuk melayani investasi yang masuk terutama di Pulau Timor ini," katanya.